Mohon tunggu...
Paulina Irena
Paulina Irena Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi UAJY

Forget the Mistake, Remember the Lesson

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Menembus Instagram dengan Kacamata Culture Jamming

28 Maret 2021   09:49 Diperbarui: 31 Maret 2021   23:06 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangkauan dari Instagram yang mencakup internasional menjadikan orang-orang memperhatikan unggahannya. Mulai dari penampilan hingga caption dan hastag yang digunakan, khususnya bagi mereka yang membawa dampak bagi masyarakat.

Berangkat dari fakta yang dipaparkan sebelumnya, banyak pengguna Instagram memiliki ritual sebelum mengunggah sebuah foto. Pengguna Instagram harus melakukan editing terlebih dahulu. Editing dilakukan setiap pengguna, tidak terbatas usia.

Editing kerap ditemukan khususnya dari perempuan terkait penampilannya.

Instagram menjadi Insecurity

Awalnya kehadiran Instagram hanya dilengkapi beberapa filter untuk foto yang ditayangkan, namun saat ini melalui fitur instastory sudah banyak filter yang dapat digunakan. Mulai dari filter yang sekedar untuk memperindah hasil dokumentasi, filter make-up, hingga filter dengan kreativitas yang irasional pun ada.

Feed Instagram yang harus diedit terlebih dahulu, tidak percaya diri jika tidak menggunakan filter ketika hendak mengunggah story di Instagram merupakan sisi lain Instagram yang dilihat dari Postmodernisme atau Culture Jamming.

Instagram, aplikasi yang dibentuk untuk menjadi album digital bagi pengguna, saat ini tidak lagi demikian. Instagram mulai menjadi ajang pengguna membandingkan diri dengan standar-standar tertentu.

Standar tersebut dapat menjadi motivasi, namun yang kerap terjadi adalah menjadi pemicu Insecure.

Insecure merupakan kata yang begitu familiar untuk era saat ini yaitu perasaan cemas, kurang percaya diri, dan merasa tidak mampu.

Cara Culture Jamming melihat Instagram membawa sebuah meaning, yaitu keinginan untuk meningkatkan kekhawatiran pengguna Instagram akan dirinya sendiri. Culture Jamming hendak menyadarkan pengguna bahwa Instagram berdampak besar membangun rasa insecure.

Oleh karena itu, saya berharap, jika Anda merupakan salah satu orang yang sering membandingkan diri dengan orang lain hanya dari postingan Instagram supaya menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yuk belajar mengenal dan menerima diri kita masing-masing.

Perlu diingat bahwa Kevin Systrom menciptakan Instagram hanya dengan tujuan sederhana, yaitu ketertarikannya pada fotografi serta keinginan membangun situs berbagi foto bersama saudara-saudaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun