Mohon tunggu...
Paulina Irena
Paulina Irena Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi UAJY

Forget the Mistake, Remember the Lesson

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Beralihnya Komik Hitam Putih Menuju Komik Digital

9 Maret 2021   01:29 Diperbarui: 9 Maret 2021   01:36 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.firstcomicsnews.com/

Perkenalan Awal dengan Komik

Sederhananya, komik adalah cerita bergambar. 

Setiap individu tentu memiliki pengalaman yang berbeda dengan komik. 

Ketika saya mengenal komik pertama kali, teringat betapa sulitnya saya memahami cerita bergambar tersebut. Masalahnya adalah warnanya yang hitam putih disertai cara membaca yang berbeda dari umumnya. Pengalaman ini membangun rasa tidak tertarik saya pada komik. 

Namun, seiring dengan perkembangan zaman. Internet dan smartphone hadir dan membawa perubahan-perubahan dalam gaya hidup, aktivitas, dan kebiasaan seorang individu. Saat ini kita dapat menemukan banyak sekali benda yang berwujud fisik dan saat ini sudah menjadi aplikasi.

Era digital juga menghadirkan sebuah istilah baru yaitu digital reading. Salah satu produk dari digital reading adalah komik yang kemudian juga turut merubah pandangan saya terhadap komik. 

Digital Reading -- Digital Comics (LINE Webtoon)

https://www.webtoons.com/
https://www.webtoons.com/

Jukyung, Suho, Seojun

Jika kamu tidak asing dengan 3 tokoh di atas, maka saya yakin kamu sudah membaca "The Secret of Angel" atau menonton "True Beauty". Buat kamu yang hanya menonton drama "True Beauty", apakah kamu tahu kalau drama tersebut diangkat dari karya seorang kreator LINE Webtoon?

Sebelumnya, kamu sudah pernah mengetahui tentang LINE Webtoon. Bahkan diantara kamu ada yang setia membaca atau yang belum pernah membaca tapi tentunya sudah pernah mendengar aplikasi ini (setidaknya barusan :D).

LINE Webtoon merupakan platform komik digital dari Korea Selatan dan bagian dari perusahaan teknologi LINE Corporation dengan NAVER Corporation (Fatimah, 2018). LINE Webtoon memiliki pengguna aktif hingga puluh jutaan orang. LINE Webtoon merupakan aplikasi komik digital yang menjangkau pembaca seluruh dunia. Melalui LINE Webtoon yang creator juga lebih mudah mempublikasikan karyanya.

LINE Webtoon berbeda dengan komik pada umumnya. LINE Webtoon tidak dibaca dari kanan ke kiri maupun hitam-putih. LINE Webtoon hadir dengan vertical scrolling sehingga pembaca dapat menikmati cerita dengan nyaman dari atas ke bawah tanpa putus. 

LINE Webtoon juga memberikan fitur comment sehingga pembaca dapat membagikan perasaannya ketika membaca webtoon atau pendapat terhadap alur ceritanya. Selain itu, fitur yang tidak kalah menarik dari LINE Webtoon adalah adanya sound serta motion yang interaktif. Membaca komik sambil diiringi musik pendukung secara tidak langsung dapat membuat pembaca semakin hanyut dalam alur cerita.

Kalau dilihat dari Circuit of Culture, LINE Webtoon itu....

Circuit of culture adalah suatu konsep terkait fase kultural yang dikemukakan oleh Stuart Hall. Dalam Circuit of culture terdapat 5 konsep yang saling berhubungan satu sama lain (Mardatilah & Perdana, 2018). Konsep tersebut antara lain: representasi, identitas, produksi, konsumsi, dan regulasi.

https://www.researchgate.net/
https://www.researchgate.net/
LINE Webtoon jika dilihat hanya pada salah satu konsep circuit of culture, maka saya rasa konsep konsumsi dapat menjadi pilihan yang paling tepat. (Mengapa demikian?)

Jadi, LINE Webtoon dapat menjawab 3 pertanyaan dasar dari konsep konsumsi (Powell, 2019)

  1. Apakah itu sesuatu yang kamu beli? Berapa biayanya?
  2. Bagaimana, di mana, dengan siapa, dan mengapa mengkonsumsinya?
  3. Apakah diiklankan atau dipasarkan

LINE Webtoon bukan sesuatu yang dibeli?

LINE Webtoon merupakan aplikasi tidak berbayar. LINE Webtoon diproduksi per-episode. Setiap episode akan diperbaharui oleh LINE Webtoon dalam jangka waktu satu minggu, tetapi disediakan episode-episode yang dapat diakses lebih dulu dari waktu yang seharusnya.

Bagi pembaca yang memiliki antusiasme dan rasa penasaran yang tinggi tidak nyaman untuk menunggu hingga minggu yang akan datang. LINE Webtoon menyediakan fitur koin, sehingga pembaca dengan koin dapat membeli dan mengakses episode selanjutnya lebih dahulu.

Koin dijual dengan harga dari Rp 13.500,- hingga Rp 180.000,-. Angka yang cukup besar bukan? Walaupun demikian, ada pembaca yang rela demi melanjutkan cerita yang membangun rasa penasaran itu.

Selain itu, proses transaksi koin juga sangat mudah. Koin dapat dibeli dengan pulsa maupun menggunakan Gopay. Oleh karena itu, tidak heran ada yang memilih membeli koin dibandingkan menunggu satu minggu. Selain membeli, LINE Webtoon juga menyediakan cara lain membagikan koin. LINE Webtoon senang mengadakan event-event tertentu yang kemudian hadiahnya adalah koin tersebut.

LINE Webtoon membuka kesempatan bagi siapa saja untuk membeli koin.

Konsumsi LINE Webtoon

Nah, sebelumnya konsumsi dalam hal ini bukan berarti makan, tetapi juga menggunakan. Menggunakan dapat diartikan pula dengan banyak aktivitas, seperti menonton, membaca, bahkan menulis.

Ada diantara kita yang 'mengonsumsi' LINE Webtoon untuk mengisi waktu kosong, ada pula yang berangkat dengan tujuan supaya ada bahan obrolan dengan teman, namun juga ada yang mengonsumsi sebagai bahan mata pancaharian.

Line Webtoon hadir dengan 13 genre, yaitu: drama, fantasy, comedy, action, slice of life, romance, heartwarming, superhero, historical, thriller, sports, sci-fi, horror, dan informative. Setiap genre dapat dinikmati pembaca dari usia berapa pun. Berdasarkan data, pembaca LINE Webtoon dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: remaja, usia 20-an, serta usia 30-an (Lestari & Irwansyah, 2020).

Pemasaran Webtoon

https://www.jagatreview.com/
https://www.jagatreview.com/

Komik Gratis Setiap Hari!

Kalimat tersebut merupakan tagline LINE Webtoon yang masih sering ditemui. Iklan webtoon sesekali bertegur sapa di kanal Youtube ketika mendengar lagu maupun menonton konten. Bahkan, LINE Webtoon tidak hanya dipasarkan melalui iklan. LINE Webtoon sudah menjadi adaptasi dari berbagai film. Bahkan Indonesia juga turut mengadaptasi jalan cerita dari Webtoon, contohnya film yang hadir pada tahun 2019, yaitu: "Eggnoid: Love and Time Portal" dan "Terlalu Tampan"

LINE Webtoon merupakan contoh artefak budaya di fase digital. LINE Webtoon hadir dan telah membentuk kebiasaan baru, yaitu membaca komik secara vertikal juga menunjukkan bahwa suatu karya tidak perlu selalu berbentuk fisik. Berdasarkan konsep konsumsi dapat dilihat bagaimana modifikasi dapat membangun makna baru yang dapat diproduksi kembali. 

Sekian dari saya, semoga bermanfaat. 

Titip semangat untuk kreator-kreator!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun