Mohon tunggu...
Paulina Aliandu
Paulina Aliandu Mohon Tunggu... Dosen - sebuah jiwa, seorang peziarah

Sebagai pencinta spiritualitas, saya juga tertarik pada sejarah, filsafat dan politik. Berkecimpung dalam bit-bit digital untuk pembelajaran mesin dalam perjalanan panjang mencapai kebijaksanaan digital.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Pendakian Gunung Karmel : Penjelasan Bait Pertama (I-1)

17 Desember 2024   10:39 Diperbarui: 18 Desember 2024   08:54 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendakian

Kebahagiaan ini datang ketika jiwa dipimpin masuk ke dalam "malam" ini, sebuah malam yang tidak hanya melambangkan kegelapan, tetapi juga proses penyucian dan pemurnian yang mendalam. Tanpa pertolongan Tuhan, jiwa tidak akan mampu mengosongkan dirinya dari segala keinginan duniawi untuk bisa mencapai persatuan dengan-Nya. Dalam perjalanan ini, Tuhan adalah pemandu yang menuntun jiwa, membawa kebahagiaan yang lebih besar daripada yang bisa dicapai dengan usaha manusia semata.

Dengan demikian, seperti yang dijelaskan dalam bait tersebut, jiwa menemukan kebahagiaan dan kedamaian ketika ia melepaskan diri dari segala hal duniawi dan menerima bimbingan Tuhan dalam perjalanan menuju kesucian dan persatuan ilahi. Selanjutnya, setiap baris dalam bait-bait ini akan diuraikan lebih mendalam, untuk mengungkap makna yang terkandung dalam proses pemurnian jiwa yang terus berlangsung, hingga mencapai tujuan akhir, yakni persatuan dengan Tuhan.

Pada akhirnya, perjalananmu, wahai musafir cinta, adalah sebuah perjalanan yang bukan hanya menuju pencapaian, tetapi juga pembebasan. Setiap langkah yang diambil dalam keheningan membawa kita lebih dekat pada pengertian yang lebih dalam, melepaskan segala yang bersifat sementara agar cinta Tuhan dapat memandu. Seperti jiwa yang menemukan ketenangan dalam kesendirian, begitu pula kamu, dalam pencarian yang tidak tampak, melampaui keinginan-keinginan yang membelenggu.

Di dalam keheningan malam itu, ketika keinginan duniawi mulai tertidur, hanya cahaya Ilahi yang memancar, memberikan kedamaian yang abadi. Dalam kegelapan yang terasa menakutkan, jiwa-jiwa yang berani mencari persatuan dengan Sang Kekasih menemukan tempatnya. Biarkan cinta menjadi cahaya yang membimbing, karena di dalamnya, kita semua dapat menemukan kedamaian yang sejati.

Selamat menempuh perjalananmu, karena setiap malam yang dilalui dalam kesendirian dan ketenangan, membawa kita lebih dekat pada persatuan dengan Yang Maha Cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun