Mohon tunggu...
Inna.pay
Inna.pay Mohon Tunggu... Lainnya - Animal lover

Ambisius, understanding, hardworking. Don't judge anyone coz sometimes you are not right. Criticize others fairly

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terjebak di Ujung Selatan Indonesia

5 Mei 2020   22:35 Diperbarui: 5 Mei 2020   22:42 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


‘Foto dulu, basah basahan sambil mendaki tangga ini. Kita harus mengabadikan sebagai kenang-kenangan’ kata Edo.


‘betul sekali, ayo kita foto bareng’ jawabku.

Kami pun berpose ditemani rintik hujan sampai derasnya hujan yang kembali datang. Texan, adiknya Edo yang dari lahir sudah berkelana di hampir seluruh pulau Rote memulai bercerita tentang kisah kelam Bukit Manda’o dan juga Pulau Ndana.


‘Pada saat Zaman Peperangan dan Masa Penjajahan, rakyat Tii berperang melawan Belanda dan lokasinya di atas Bukit Manda’o itu’. jelas Texan.


‘Astaga, pasti banyak sekali orang yang meninggal, karena betapa tingginya Bukit Manda’o itu, sekitaran 300 an meter, dan sebagian dinding- dinding bukit itu terbentuk dari karang’ jawab saya.


‘Ya, setiap orang mati, atau hidup yang tidak bisa bertarung lagi akan di lemparkan ke dasar bukit itu yang terdapat rawa dan terdapat beberapa buaya disitu.


Tubuhku merinding ketika mendengar penjelasannya. Saya tidak dapat membayangkan betapa mengerikan pada waktu itu. Dingin sudah berkecamuk di tubuh kami semua, sampai kami berniat ingin buang air kecil. Kami memutuskan untuk pulang ke rumah ditemani hujan lagi.


Keesokan hari, kami ingin pergi ke Pantai Nembralla, Pantai Batu Pintu, Pantai Lifulada. Setelah bersiap-siap kami pun berangkat. Keindahan ombak Pantai Nembralla memang tiada duanya. Tidak heran, betapa banyaknya turis mancanegara yang mau menginap bahkan mereka membeli tanah untuk berinvestasi di sekitaran Nembralla. Keindahan batu karang pun tak sabar untuk ikut menghiasi pantai yang bersebelahan dengan Nembralla itu, Lifulada nama pantai tersebut. Nyiur melambai mengucapkan selamat datang kepada kami. Ah, kami tidak bisa membayangkan keindahan pantai pantai di Rote ketika kami datang pada musim panas. Keindahan pantai Indonesia ini akan menjadi sempurna ketika surya memamerkan cahayanya yang kemilau.

‘Texan, bagaimana jika kita pergi ke Pulau Ndana?  Apakah kamu setuju?’ kata Bugi


‘Astaga Bugi, kami harus menyewa perahu untuk kesana?’ Jawab saya


‘Betul Bugi, saya juga tidak setuju kesana, pulau itu sangat jauh, apalagi kami pasti terjebak hujan lagi’ kata Mimi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun