Mohon tunggu...
Paulus Arinadenggan
Paulus Arinadenggan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seminaris

Seorang Seminaris yang biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Personal tentang Nabi Elia

13 Mei 2024   20:19 Diperbarui: 13 Mei 2024   20:57 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karena diancam hendak dibunuh oleh Izebel untuk membalas dendam atas kematian nabi-nabi Baal, Elia lari menuju padang gurun dan akhirnya bersembunyi di sebuah gua di gunung Horeb. Di sana ia berjumpa dengan TUHAN dalam angin sepoi-sepoi, setelah datangnya angin besar, gempa dan api tanpa adanya TUHAN di negeri itu. TUHAN memberi Elia 3 tugas (bdk. 1 Raja--raja 19:15--16):

-   mengurapi Hazael menjadi raja atas negeri Aram.

-   mengurapi Yehu, cucu Nimsi, menjadi raja atas negeri Israel.

-  mengurapi Elisa bin Safat dari Abel-Mehola menjadi nabi penerusnya.

 

Elia hanya sempat untuk mengurapi Elisa menjadi penerusnya (bdk. 1 Raja--raja 19:19--21), sedangkan Elisa yang kelak mengurapi kedua raja itu.(bdk. 2 Raja--raja 8:7--15; 2 Raja--raja 9:1--10).Elia juga menegur raja Ahab, karena merebut kebun anggur Nabot di Yisreel dengan tipu keji rancangan Izebel, isterinya. Hukuman Tuhan terhadap Ahab dan Izebel ialah mereka akan mati dan dimakan anjing, kemudian keluarganya akan dibasmi habis. 

Namun, Ahab bertobat, sehingga hukuman ditunda hingga pada zaman anaknya.(bdk. 1 Raja--raja 21). Ahazia, raja setelah Ahab, jatuh sakit dan memerintahkan orang untuk meminta petunjuk kepada Baal-zebub allah di Ekron. Elia bertemu dengan utusan-utusan itu untuk memberitahu Ahazia bahwa ia tidak akan bangun lagi dari tempat tidurnya dan mati.(bdk. 2 Raja--raja 1:1--17). Dimasa-masa terakhirnya di dunia, ia pergi ditemani Elisa dan menyeberang ke timur sungai Yordan kemudian ia terangkat ke sorga dengan mengendarai kereta kuda berapi dalam angin badai. 

Nabi Elia merupakan Nabi yang terkenal hingga saat ini. Kisah-kisah hidupnya dalam karya Allah membuat Bangsa Israel kembali menyembah Allah. Ia menjadi nabi satu-satunya yang meninggalkan dunia tidak secara alamiah. Disaat kepergiannya dari dunia, Nabi Elisa yang menjadi penerus karya Allah yang dirintis oleh Nabi Elia. Semangat dan  Karya Nabi Elia diteruskan hingga saat ini bahkan dalam Gereja Katolik, Semangat Nabi Elia menjadi salah satu pilar spiritualitas bagi Keluarga Besar Ordo Karmel (O.Carm, OCD, CSE, dll).

Saya merefleksikan mengenai peristiwa ketika Nabi Elia menantang 450 nabi baal. Dengan penuh iman, ia melawan nabi-nabi baal dan menunjukkan Tuhan yang sesungguhnya. Ia juga taat terhadap apa yang diperintahkan Tuhan. Juga ketekunan dari Nabi Elia dalam menjalankan perintah Allah. Dengan teladan tersebut, saya ingin mengikuti karakteristik dari Nabi Elia di dalam panggilan saya. Dengan begitu saya tidak hanya sekedar mengikuti alur formasi di seminari, tetapi juga mau terjun dalam pelayanan kepada umatnya dan membimbing umat kepada jalan-Nya yang benar dan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun