Mohon tunggu...
Paulus Arinadenggan
Paulus Arinadenggan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seminaris

Seorang Seminaris yang biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

3 Dasar/Pilar Kebenaran Iman Katolik

25 Februari 2024   11:17 Diperbarui: 14 Mei 2024   12:31 3550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam istilah sederhana, Magisterium adalah jabatan ajaran resmi Gereja, dalam arti peran atau otoritas, bukan sebagai pusat birokratis. Magisterium di dalamnya terdiri dari paus dan para uskup yang bersekutu dengannya. Mereka diberikan tugas untuk menafsirkan Kitab Suci dan membuat penilaian mengenai "tradisi" dalam Gereja, dan membuat pernyataan resmi mengenai otentisitas tradisi-tradisi tersebut. Salah satu hasil dari Magisterium ialah terbitnya "Katekismus Gereja Katolik" (KGK)

Berikut ini bagaimana Katekismus Gereja Katolik mendefinisikan Magisterium:

"Adapun tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau diturunkan (Tradisi) itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan atas nama Yesus Kristus" Hal ini berarti bahwa tugas menafsirkan telah dipercayakan kepada para uskup dalam persatuan dengan penerus Petrus, Uskup Roma (KGK 85).

Tugas ini diberikan Yesus Kristus kepada para rasul salah satunya kepada Rasul St. Petrus, dan bisa kita lihat dalam Perjanjian Baru, terutama dalam Kisah Para Rasul ketika terjadi perselisihan mengenai penerimaan mereka yang bukan orang Yahudi.

St. Petrus mendapatkan penglihatan di mana ia didorong Allah untuk menerima sesuatu yang "najis." Setelah itu ia menyatakan, "Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?" Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus (Kisah Para Rasul 10:47-48).

Pembaptisan orang-orang bukan Yahudi merupakan salah satu contoh bagaimana Petrus dan para rasul menghadapi situasi yang baru, di mana mereka harus menentukan tindakan yang benar. Dengan ilham dari Roh Kudus, mereka dimungkinkan untuk membuat pernyataan bagaimana menafsirkan Sabda Allah dengan cara yang otentik.

Umat Katolik percaya bahwa paus dan para uskup yang bersekutu dengannya bisa dipercaya karena janji Yesus tentang mengirimkan Roh Kudus kepada mereka, yang akan membimbing mereka dalam proses menyatakan "dogma-dogma" (ajaran) tertentu dan menilai otentisitas dari tradisi tertentu.

Seluruh konsep mengenai magisterium bergantung pada kepercayaan ini, yaitu janji Yesus, "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran (Yohanes 14:16-17).

3 Dasar/Pilar Kebenaran Iman Katolik menekankan aspek yang berbeda-beda, namun pilar-pilar tersebut menjadi dasar atau fondasi yang kokoh bagi Gereja Katolik hingga saat ini.

Pax et Bonum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun