Mohon tunggu...
Patta Hindi
Patta Hindi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lahir di Sulawesi Selatan, tapi tumbuh kembang di Kendari Sulawesi Tenggara I Mengajar di Universitas Swasta I fans klub Inter Milan I blog http://lumbungpadi.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kuntowijoyo dan Ilmu Kenabian

9 Juli 2011   06:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:49 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menjelang usia 50 tahun, Kunto mencetuskan ilmu sosial profetik. Seakan tidak punya kata-kata lagi melukiskan sosok yang satu ini, dia bisa disebut sastrawan, ilmuan, sejarawan dan cendikiawan. Seakan menjadi sosok komplet.

Ia selalu hadir dengan ide-idenya. Begitulah inti pemikiran kuntowijoyo. Sejarah sebagai sebuah petualangan. Selalu mengandung resiko. Demikian juga pemikiran yang dicetus Kuntowijoyo, ilmu sosial profetik-Mengandung resiko karena akan berhadapan dengan hegemoni pengetahuan, terutama posititivitik.

Ilmu profetik mencoba menawarkan pendekatan baru, bahwa roh pengetahuan semustinya berlandaskan pada ketauhidan dan kemanusiaan. Inti dari profetik adalah mendaras konsepsi tentang transendensi (ketauhidan), liberasi (pembebasan) dan humanisasi (kemanusiaan). Perjuangan keilmuan sekarang kadang sebatas pada konsep liberasi namun memisahkan konsep transendesi dan humanisasi. Profetik ala Kunto menjembatani tiga aras itu.

Tapi bagemanapun, ilmu profetik sebenarnya memiliki kandungan makna sebagai sebuah alternatif, namun jadi masalah adalah jika ia dibuat semacam metodologi ataupun mahzab, walaupun tidak ada yang tidak mungkin. Namun, diantara hegemoni ilmu-ilmu dari luar, pendekatan profetik masih akan menjadi pertarungan memperebutkan ruang dalam diskursus pengetahuan. Dan ini penting sebagai alternatif baru dalam khazanah pengetahuan di Indonesia.

Sebuah paradigmabaru yang ditawarkan memang tidak akan mudah dari hegemoni mahzab dari luar.tapi setidaknya ada ruang yang direbut disitu. Murid-murid kunto sadar, bahwa ilmu sosial profetik itu rentan (fregile) terhadap hegemoni ilmu-ilmu positivistik.

Mungkin disini, Kuntowijoyo mencoba berkata bahwa ber-ilmu dan ber-agama sama pentingnya.

Jogja, 2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun