Mohon tunggu...
PatrisiusEKJenila
PatrisiusEKJenila Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu dalam Diam

16 April 2019   07:07 Diperbarui: 16 April 2019   07:24 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rindu dalam diam

Kembali terusik akan suasana waktu silam

Membawa begitu banyak memori memori indah

Yang penuh dengan segala canda dan tawa di saat bersama

Hingga membuat diri ini kembali rindu akan suasana itu

                                                

Di sudut- sudut gemerlapNya kota dingin

Dan dalam diam yang membisu tanpa kata

Hanyalah kembali merindukan sosok yang jauh di seberang

Dengan keheningan sudut kota Malang

Dalam diam, diriku mencoba melupakan semua itu

Akan sejuta kenangan disaat bersama tempo dulu

Tapi hati lebih dikuatkan oleh kerinduan akan semua-Nya

Yang selalu terbayang dalam ingatan memori klasik

Untuk tetap berada pada rasa yang sama

Hanya sebatas kerinduan yang selalu ada dalam hati

Berkumpul menjadi satu, di dalam keheningan diam 

Rasa yang seakan memberatkan hati untuk melupakan kenangan yang penuh kebahagiaan

Di mana rasa mampu mengalahkan logika untuk meninggalkan cerita cerita waktu itu

Rindu dalam diam.............

Ingin sekali hati mau beranjak pergi dari kerinduan ini

Dengan kesibukan dan rutinitas waktu yang terus terlewatkan

Mendorong akal untuk menghilangkan rasa rindu pada memori- memori  yang pernah terlewati

Dengan hati yang tidak ingin rasa rindu ini semakin menggebu

Dan mengalahkan logika akal yang menguasai seluruh isi jiwa oleh kerinduan

Rindu dalam diam.............

Ingin-Ku bertanya, mengapa rasa itu sulit dilupakan?

Dalam diam-Ku, sekali- kali butuh kejelasan

Akan hadirnya rasa rindu itu

Rindu dalam diam tidak punya kepastian.

                                                         

Malang, Selasa 21 November 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun