“ Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik – baiknya. “
Q. S. At Tin : 4
“ Secepat angin seanggun rimba belantara, menjarah bagaikan api, kokoh bagaikan gunung, layaknya menapaki jalan seorang pejuang paripurna. “
Landasan Pemikiran
o Manusia sebagai makhluk yang memilih ( makhluk politik )
Manusia, menurut pribahasa Yunani, adalah zoon politicon yang berarti bahwa manusia adalah makhluk yang suka bergaul ( makhluk sosial ). Disamping itu manusia juga berperan sebagai makhluk politik yang ditandai dengan adanya penentuan atas pilihan – pilihan dalam menjalani hidupnya. Maka dari itu fungsi politik, sekecil apapun bentuknya, tidak dapat dipisahkan dari segenap aktivitas manusia.
Jika dihubungkan dengan pemikiran bahwa manusia sebagai makhluk sosial, hal ini dapat dilihat bahwa dalam kehidupan tak jarang manusia memiliki suatu keinginan ( cita – cita ) yang sama. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, maka manusia memainkan perannya sebagai makhluk yang memilih ( makhluk politik ) untuk menentukan bagaimana cara untuk merealisasikan keinginan tersebut. Hal ini dapat berupa penentuan strategi pencapaian, pengelompokan manusia yang berkepentingan sama, dan lain – lain.
Dengan demikian untuk memperkuat posisi manusia dalam pencapaian keinginannya, manusia memerlukan manusia lainnya. Hubungan antara satu dengan yang lainnya didasarkan pada adanya suatu kontrak bersama yang bersifat simbiosis mutualisma dimana masing - masing pihak saling bekerja sama untuk pencapaian tersebut serta diiringi dengan adanya kompensasi yang saling menguntungkan antara satu dengan yang lainnya.
Oleh karena itu, fungsi manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk yang suka bergaul tersebut tidak dapat dipisahkan dari sepak terjang manusia yang secara naluriah merupakan sebagai makhluk politik.
o Manusia adalah makhluk yang idealis
Secara umum idealis dapat digambar sebagai nilai – nilai yang dianggap benar ( ideal ) dan harus dipertahankan. Idealis mutlak merupakan sifat manusia sebagai makhluk yang istimewa di muka bumi ( khalifah ). Seiring dengan berkembangnya sebuah peradaban ( harkat kemanusiaan ), manusia tidak pernah terlepas dari fungsinya sebagai makhluk yang idealis. Nilai – nilai yang terkandung dalam idealisnya manusia bertujuan untuk memajukan manusia tersebut.
Aturan keseimbangan kehidupan menyiratkan bahwa dalam suatu kelebihan yang besar tentu saja selalu dibarengi dengan kelemahan yang besar pula. Hal itu juga terjadi pada manusia bahwa seberapa pun hebat dan istimewanya manusia, manusia tidak akan pernah terlepas dari kelalaian ataupun kesalahan – kesalahan baik yang bersifat sengaja maupun tidak sengaja. Dalam menanggapi hal itu, sisi idealis berperan penting dalam pencapaian kesempurnaan kehidupan dimana idealis berperan ganda baik sebagai sisi kontrol ( dihasilkan oleh pemikiran manusia untuk mengkritisi pemikiran manusia ) maupun sisi inovasi ( dihasilkan oleh pemikiran manusia untuk menutupi kelemahan manusia ) yang diharapkan mampu memberikan suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Dan telah merupakan hukum alam bahwa manusia menginginkan suatu kemajuan atau perubahan – perubahan dalam kehidupan menuju ke arah yang lebih baik pula.
o Manusia adalah makhluk yang kuat
Sekalipun dalam ukuran bahwa manusia bukanlah makhluk yang unggul, tetapi manusia tidak dapat diragukan kemampuannya. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan manusia untuk bertahan disaat yang tidak menyenangkan ( survive ), kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan alam dan lingkungan sekitarnya, serta kemampuan manusia dalam memulihkan kembali jasmani dan rohaninya ( recovery ). Kekuatan tersebut yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang istimewa.
Optimal atau tidaknya manusia sebagai makhluk yang kuat tersebut dilandaskan pada seberapa besar manusia memahami dirinya sendiri. Kekuatan sejati manusia bukanlah kekuatan yang berdasarkan pada fisik belaka, akan tetapi kekuatan tersebut terpancar dari jiwa manusia itu sendiri yang mungkin dapat disadari maupun tidak. Melalui kekuatan itulah manusia mampu menempatkan dirinya di posisi terdepan bahwa diantara sesama manusia sekalipun
o Perjuangan seorang manusia
Melalui uraian diatas dapat dilihat bahwa manusia memiliki potensi yang begitu besar dalam mengarungi kehidupan. Potensi – potensi tersebut adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk menghadapi halangan dan rintangan dalam hidupnya. Oleh karena itu, suatu perjuangan mutlak merupakan suatu kesatuan yang terpisahkan dalam hidup manusia.