Mohon tunggu...
Patrik Cahyo Lumintu
Patrik Cahyo Lumintu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta Foto Indonesia

Patrik Cahyo Lumintu (lahir 1994) adalah seorang fotografer jurnalistik yang tinggal di Surabaya, Indonesia. Karyanya telah ditampilkan di Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA FOTO, The Times Of London, Avaxnews, dan Reuters. Patrik pernah menjadi peserta Sinau Foto 3 Brewster 2018, serta Workshop Antara Goes To Campus 2021. Pada tahun 2018 mendapatkan penghargaan lomba fotografi Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS UNIROW), Kementerian PUPR kategori mahasiswa bertajuk Inovasi Daur Ulang Sampah Perkotaan, World Habitat Day & PUPR 2022, & LEKSARA UNIVERSITAS ANDALAS 2021.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kejayaan Masa Lalu yang "Tersisa" di Kotabaru

13 Mei 2023   19:00 Diperbarui: 13 Mei 2023   19:06 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung berada di komplek makam Raja Pulau Laut di Desa Sigam, Kotabaru, Kalimatan selatan. Foto : Patrik Cahyo Lumintu 

Pengunjung berada di komplek makam Raja Pulau Laut di Desa Sigam, Kotabaru, Kalimatan selatan. Foto : Patrik Cahyo Lumintu 
Pengunjung berada di komplek makam Raja Pulau Laut di Desa Sigam, Kotabaru, Kalimatan selatan. Foto : Patrik Cahyo Lumintu 

MENGAPA kita "perlu" mengetahui dan belajar pada sejarah? Karena kalau tiada makna buat apa menghabiskan waktu untuknya. Paling tidak, dalam pengertian yang minimal, tidak ingin mengulang kegagalan dan belajar pada keberhasilan untuk sebuah kemajuan. Sejarah sekaligus sebagai identitas akan lahirnya peristiwa masa lalu, sekarang dan masa depan.

Dengan sejarahlah pula, para pemikir, seperti Marx, Gramsci, Tan Malaka, hingga Manifesto kaum pergerakan selalu menampilkan kenyataan sejarah. Tuhanpun dalam kitab suci coba mengajari manusia dengan sejarah.

Berbicara atas sejarah, bukannya kita sedang menghapalkan nama dan tanggal peristiwa dan itu selalu yang dianggap penting, oleh siapa, dan mengapa semua menganggapnya penting adalah kenyataan tentang pertanyaan pada pelajaran sejarah.

Era kejayaan Kerajaan Pulau Laut yang berakhir pada 1905 tidak meninggalkan jejak kecuali makam raja-rajanya di sebuah lokasi yang dinamakan Komplek Makam Raja -Raja Sigam di Desa Sigam, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimatan Selatan.

Kerajaan Pulau Laut lebih dikenal Kerajaan Sigam yang letaknya berada di Desa Sigam. Kerajaan tersebut bangunannya menggunakan bahan dasar kayu berbentuk rumah kayu. Hingga saat ini sisa -- sisa kerajaan itupun tidak ditemukan hanya terdapat makam. Berbeda dengan kerajaan -- kerajaan yang ada dijawa seperti Kerajaan Majapahit, yang menggunakan bahan dasar batu sehingga mempertegas kisah tentang kejayaan kerajaan pada masanya.

Pengunjung berdoa saat ziarah di komplek makam Raja Pulau Laut di Desa Sigam, Kotabaru, Kalimatan selatan. Foto : Patrik Cahyo Lumintu
Pengunjung berdoa saat ziarah di komplek makam Raja Pulau Laut di Desa Sigam, Kotabaru, Kalimatan selatan. Foto : Patrik Cahyo Lumintu

Pengunjung berdoa saat ziarah di komplek makam Raja Pulau Laut di Desa Sigam, Kotabaru, Kalimatan selatan. Foto : Patrik Cahyo Lumintu
Pengunjung berdoa saat ziarah di komplek makam Raja Pulau Laut di Desa Sigam, Kotabaru, Kalimatan selatan. Foto : Patrik Cahyo Lumintu

Wilayah yang disebut Kerajaan Pulau Laut tersebut didirikan oleh Pangeran Djaija Samitra, yang memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah yang sekarang disebut Desa Sigam. Kerajaan ini terdiri Pulau Laut dan Pulau Sebuku di lepas pantai bagian tenggara pulau Kalimatan.

Kerajaan-kerajaan yang berbeda pada umumnya terletak di tengah pulau jauh dari laut namun kerajaan Sigam terletak di pesisir laut yang ditandai oleh keberadaan Kerajaan kecil seperti kerajaan Kusan, Pagatan, Batulicin, Sebamban, dan Pulau Laut. Karena dekat akses transportasi laut sebagai salah satu untuk mempermudah diplomasi raja-raja di Kalimatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun