Mohon tunggu...
Patrick Waraney Sorongan
Patrick Waraney Sorongan Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Ende gut, alles gut...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kerap Jadi Rica-rica, Kucing di Manado "Rajin ke Gereja"

17 Desember 2020   20:20 Diperbarui: 19 Desember 2020   00:50 1738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kucing hidup dijual di salah satu pasar tradisional di Vietnam. (Foto: Grid Hot)

            Menurut Opa Franky Samola (82), warga Kota Tondano, Ibu Kota Kabupaten Minahasa, cap tikus akhirnya 'bermitra' dengan menu makanan daging kucing. "Bukan makanan tradisional Minahasa. Hanya segelintir saja  yang makan kucing. Itu pun lebih banyak di kalangan warga tertentu yang hobi minum," ujarnya.

            Terbukti, daging kucing jarang dijual di los daging ekstrim Pasar Beriman, Kota Tomohon. Di pasar yang dianggap sebagai 'pasar ekstrim Indonesia ini, rutin dijajakan daging ular, anjing, kelelawar, atau babi. Pembeli dipersilakan pula memilih mamalia yang masih hidup. Anjing yang masih hidup misalnya, dikurung dalam sangkar besi supaya bisa dipilih-pilih  sebelum dibeli.

            Adapun dari aspek kesehatan, daging kucing sangat tidak direkomendasi untuk dikonsumsi  manusia. Fakta ini terungkap berdasarkan hasil penelitian Raymond Craza dari Temple University, Jepang. Dilansir Detik Health (Jumat, 2 Agustus 2019), di sejunlah negara seperti Madagaskar, masyarakatnya  masih mengonsumsi daging kucing.

            Daging ini  dianggap memberikan sumplementasi protein yang baik untuk tubuh dan bisa menyembuhkan penyakit. Padahal,  kucing adalah tuan rumah yang sempurna untuk penyakit parasit, seperti Lyme atau demam tinggi sehingga sangat berbahaya bagi wanita hamil dan bayi.

            "Kucing adalah inang primer parasit yang menyebabkan toksoplasmosis yang akan memberikan ancaman kelainan bentuk serius pada bayi," tulis Raymond dalam penelitiannya yang berjudul Consumption of Domestic Cat in Madagascar: Frequency, Purpose, and Health Implications, dikutip dari Science Daily.
            Daging kucing juga mengancam penularan infeksi bakteri, seperti Clostridium botulinum. Dengan adanya informasi tersebut, peneliti mendesak untuk melakukan studi pada konsumsi anjing, karena banyak orang yang juga mengonsumsi dagingnya.

            Yang pasti, bahaya atau tidak untuk kesehatan, daging kucing di sejumlah kalangan di Sulut, dipercaya bisa menyembuhkan penyakir asma. Maka tak heran jika di Manado misalnya, jarang terlihat kucing yang berkeliaran, apalagi nekat 'mejeng, jogging', atau 'je es-es' alias  'jalan sore-sore'. Masalahnya, di sini cenderung tak ada 'hak asazi kucing' apalagi 'komnas kucing' segala!***

Kucing hidup dijual di salah satu pasar tradisional di Vietnam. (Foto: Grid Hot)
Kucing hidup dijual di salah satu pasar tradisional di Vietnam. (Foto: Grid Hot)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun