Mohon tunggu...
Patricia Rose
Patricia Rose Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Book

Melewati Segala Rintangan Demi Cinta: Analisis Kritik Sastra "KeylanDara"

20 November 2022   22:26 Diperbarui: 20 November 2022   22:28 4888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alur yang digunakan penulis adalah alur campuran. Dimana suatu novel memiliki peristiwa yang diceritakan sesuai urutan, namun juga adanya flashback kejadian yang sudah terjadi di masa lampau. Berikut alur yang terbentuk dalam novel “KeylanDara”. Terdapat adegan dimana Dara sedang menceritakan kepedihan hidupnya kepada Keylan. Bukti terdapat pada halaman 125. 

“Ibu meninggal waktu gue umur tujuh tahun. Dan lo tau? Itu semua salah gue, Key. Salah gue! Coba aja waktu itu Ibu nggak nyelametin gue dari pengendara mobil yang ugal-ugalan, dia pasti sekarang masih hidup, Key. Masih bisa kumpul sama gue, sama Ayah. Harusnya gue aja mati ketabrak. Bukan dia. Setelah ibu meninggal, hidup gue tersiksa. Tersiksa banget... Ayah selalu nyalahin gue atas kematian Ibu. Dia jadi temperamental. Selalu pulang malam. dalam keadaan mabuk dan kadang suka mukulin gue buat dijadiin pelampiasan." Dara meneteskan air matanya deras ketika mengingat masa-masa pilu tersebut”.

  • Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan pada novel ini adalah asosiasi dimana terdapat perbandingan antar objek yang sudah jelas berbeda. Bukti gaya bahasa asosiasi terdapat pada halaman 288, “Kenyataan pahit yang Dara takuti itu datang menerpa batin serta hatinya yang sama sekali tak siap. Bagai pohon yang baru saja mendapat akar tunggang yang kuat, lalu badai tornado datang membuka akar itu rusak dan tak punya kekuatan lagi untuk menopang kesedihan yang melanda”. Terdapat juga gaya bahasa personifikasi dimana suatu objek disamakan dengan sifat-sifat manusia. Bukti kalimat terdapat pada halaman 388, “Kutunggu dirimu di luar jafe, mengabaikan hawa dingin yang menusuk kulitku”. 

Novel “KeylanDara” ini termasuk sebuah karya yang layak untuk dibaca. Terutama pembaca remaja dikarenakan dapat lebih relate dengan suasana dalam novel. Walaupun terdapat beberapa kelemahan minor dalam segi penokohan, namun tetap tertutup oleh kelebihan-kelebihan dari novel. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun