Sinopsis
Gadis berambut lurus dengan senyuman manis berhasil mendapatkan beasiswa ke sekolah SMA Garuda yang berstandar internasional. Dara Cahya Fanany, itulah namanya yang kerap disapa Dara. Ia hanya ingin menjadi murid biasa yang dapat lulus dengan baik tanpa adanya hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran. Namun, Dara tidak mengira bahwa hari pertama memasuki sekolah tersebut, ia akan terlibat dalam suatu masalah dengan anak pemilik sekolah. Lelaki dengan segudang pesona tersebut bernama Keylan Zanuar Nugraha dikenal sebagai siswa yang berdarah dingin dikarenakan perilakunya yang cuek dan jarang berbicara.
Keylan paling anti jika barangnya dirusak oleh siapapun. Itulah yang Dara lakukan tanpa sengaja di hari pertama sekolah di SMA Garuda. Hal tersebut mengakibatkan Dara untuk mengikuti perintah-perintah Keylan sebagai hukuman. Namun, lama-kelamaan Dara menunjukkan sikap peduli terhadap Keylan dan mengetahui adanya kisah menyedihkan dibalik manik matanya. Sama halnya dengan Keylan, ia menunjukkan sikap peduli dan posesif terhadap Dara. Akan tetapi, semua kenangan cinta yang mereka alami terburai setelah kemunculan Wijaya yang merupakan ayah Dara. Ia akan melakukan apapun demi mengakhiri hidup Dara. Wijaya, memiliki dendam terdalam terhadap Dara dikarenakan anak perempuannya tersebut diduga membunuh istrinya.
Kerumitan yang muncul akibat Wijaya menyebabkan Keylan untuk mempertaruhkan nyawanya. Ia rela mencari informasi tentang Wijaya serta memanggil sejumlah bodyguard untuk menjamin keselamatan Dara. Pada akhirnya, Wijaya memiliki rencana yang amat licik menyebabkan Keylan tertembak. Lima tahun kemudian, Dara mengira bahwa Keylan sudah benar-benar berada di surga dan mulai mengikhlaskan hal tersebut. Namun, pada saat ingin melakukan wawancara untuk pekerjaan sebagai sekretaris, ia bertemu dengan Keyla yang sudah menjadi CEO. Tentunya Dara sangat kagum akan hal itu. Keylan pun menjelaskan semua yang telah terjadi dalam 5 tahun tersebut dan tanpa menyia-nyiakan waktu, Keylan memutuskan untuk menikahi Dara.
Tema
Novel “KeylanDara” merupakan salah satu karya dari Amelia Rahma yang menceritakan tentang kisah romansa antara seorang gadis dengan lelaki yang memiliki sifat berkebalikan. Diperlihatkan perjuangan kisah cinta mereka yang melewati berbagai tantangan berat dalam kehidupan. Tantangan-tantangan yang melibatkan air mata, keringat, serta darah. Namun pada akhirnya, mereka pun memutuskan untuk hidup bersama meninggalkan semua memori-memori buruk di belakang.
Penokohan
Dara
Dara Cahya Fanany termasuk tokoh protagonis karena merupakan tokoh pekerja keras serta selalu ingin menghindari masalah. Penulis novel berhasil menggambarkan Dara sebagai sosok perempuan yang sabar dan ceroboh. Contoh perwatakan yang menunjukkan tokoh Dara yang ceroboh adalah sebagai berikut pada halaman 14, “Bruk. Dara terlonjak kaget ketika lagi-lagi ia menabrak seseorang”. Kata “lagi-lagi” menunjukkan bahwa Dara sudah menabrak seseorang tanpa sengaja lebih dari sekali. Akan tetapi, tokoh terus-terusan melakukan kesalahan yang sama bagi saya hal tersebut tidaklah masuk akal meskipun dirinya ceroboh.
Dara kehilangan sosok seorang ibu yang mengakibatkan ayahnya untuk berubah perilaku terhadap Dara. Ia hidup menderita sejak kejadian tersebut dan menjalankan hidupnya dengan sabar. Buktinya seperti yang terdapat pada halaman 126, “Setelah ibu meninggal, hidup gue tersiksa. Tersiksa banget… Ayah selalu nyalahin gue atas kematian ibu. Dia jadi temperamental. Selalu pulang malam dalam keadaan mabuk dan kadang suka mukulin gue buat dijadiin pelampiasan”. Lalu, beberapa saat kemudian, ayah Dara memutuskan untuk ke kontrakannya hanya untuk berbalas dendam. Keylan yang sangat peduli dengan Dara membantunya dengan cara memukuli belakang leher pria itu. Setelah terjadinya kejadian tersebut, Dara tetap berpikiran bahwa pria tersebut tetaplah ayahnya. Hal ini seperti yang ada pada halaman 213, “Dara menggigit bibirnya cemas. Pikirannya hanya satu, keadaan ayahnya. Sejahat-jahatnya pria itu, bagi Dara ia tetap ayahnya. walaupun sifatnya sudah berbeda”.
Keylan
Keylan Zanuar Nugraha awalnya digambarkan sebagai tokoh antagonis karena dikenal sebagai lelaki yang sangatlah cuek seakan-akan tak ada yang dapat merubah ekspresi dinginnya tersebut. Setiap orang yang memiliki masalah dengan Keylan biasanya akan menjadi salah satu “korbannya”. Walaupun demikian, ia tetap berhasil membuat kaum hawa untuk tidak mengedipkan mata setiap kali Keylan lewat. Perilakunya yang cuek ini disebutkan beberapa kali dalam buku. Namun disisi lain, ia juga menjadi tokoh protagonis yang peduli terhadap keamanan dan kenyamanan Dara. Ia mampu melakukan apapun demi Dara, termasuk menyakiti hatinya demi mengamankan Dara dari ayahnya. Seperti yang terdapat pada halaman 22.
“Namun, di ekspresi cowok itu tidak menampilkan raut terkejut sedikit pun. Seperti biasa, wajahnya selalu datar tanpa ekspresi dan hanya dua kata. Ya, begitulah Keylan. Dara dulu awalnya mencak-mencak mendapat hal seperti itu, namun karena sudah sering, akhirnya ia mulai terbiasa. Mungkin irit bicara adalah salah satu sifat keturunan keluarga Keylan sedari dulu. Bahkan Dara sempat berpikir, ibunya dulu mengidap apa hingga memiliki anak yang sangat judes, cuek, dan tak berperasaan seperti itu?”.
Latar
Latar Tempat
Terdapat banyak latar tempat yang digunakan dalam novel ini. Namun, sekolah SMA Garuda merupakan latar tempat utama dikarenakan banyak kejadian serta peristiwa yang terjadi dalam sekolah tersebut. Contohnya seperti pada halaman 5, “Dengan semangat membara, Dara menuju sekolah barunya di SMA Garuda yang terletak agak jauh dari daerah kontrakannya”. Contoh lain bukti pada halaman 100, “Mobil Luna sudah memasuki gerbang dan terparkir apik di parkiran SMA Garuda”. Juga terdapat apartemen Keylan, seperti pada halaman 214, “Dara baru manggut-manggut ketika melihat ‘BRYN APARTEMEN’ tertulis besar di sana dan “Mulai sekarang lo tinggal di sini. Sama gue,” jawab Kelan santai”.
Latar Waktu
Latar waktu malam hari ketika Dara kesulitan tidur akibat seorang lelaki bernama Davon menyatakan cintanya pada permainan truth or dare di halaman 118, “Setelah merasa benar-benar tidak bisa tidur, cewe berkaos putih itu segera memakai jaketnya dan keluar dari tenda. Mungkin udara malam bagus juga untuk menjernihkan pikirannya”. Latar waktu pagi atau subuh ketika Dara menuju kamar mandi untuk melakukan sholat subuh seperti pada halaman 62, “ Ia melihat jam yang berada di nakas. Jarum pendek menunjuk pukul empat pagi”.
Latar Suasana
Suasana menyedihkan terjadi pada saat Keylan memutuskan untuk menghancurkan hati Dara. Bukti kalimat terdapat pada halaman 289, “Semua siswa langsung terdiam dan menghampiri Dara. Memeluknya dalam diam. Mereka tau, Dara hanya perlu dukungan. Tak perlu menceritakan apa yang terjadi. Mungkin Dara belum siap. Air mata membasahi seragam Maya dan Luna yang terdepan memeluk Dara disertai siswi lainnya”. Walaupun terdapat banyak momen-momen kesedihan, juga terdapat suasana yang menggembirakan. Contohnya seperti kalimat pada halaman 132, “Cewek itu terlonjak-lonjak dengan girangnya lalu melepas pelukan tersebut, Setelah itu ia berlari menuju padang ilalang sambil merentangkan kedua tanganya, membuka para kunang-kunang bertebaran di langit malam”.
Alur
Alur yang digunakan penulis adalah alur campuran. Dimana suatu novel memiliki peristiwa yang diceritakan sesuai urutan, namun juga adanya flashback kejadian yang sudah terjadi di masa lampau. Berikut alur yang terbentuk dalam novel “KeylanDara”. Terdapat adegan dimana Dara sedang menceritakan kepedihan hidupnya kepada Keylan. Bukti terdapat pada halaman 125.
“Ibu meninggal waktu gue umur tujuh tahun. Dan lo tau? Itu semua salah gue, Key. Salah gue! Coba aja waktu itu Ibu nggak nyelametin gue dari pengendara mobil yang ugal-ugalan, dia pasti sekarang masih hidup, Key. Masih bisa kumpul sama gue, sama Ayah. Harusnya gue aja mati ketabrak. Bukan dia. Setelah ibu meninggal, hidup gue tersiksa. Tersiksa banget... Ayah selalu nyalahin gue atas kematian Ibu. Dia jadi temperamental. Selalu pulang malam. dalam keadaan mabuk dan kadang suka mukulin gue buat dijadiin pelampiasan." Dara meneteskan air matanya deras ketika mengingat masa-masa pilu tersebut”.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pada novel ini adalah asosiasi dimana terdapat perbandingan antar objek yang sudah jelas berbeda. Bukti gaya bahasa asosiasi terdapat pada halaman 288, “Kenyataan pahit yang Dara takuti itu datang menerpa batin serta hatinya yang sama sekali tak siap. Bagai pohon yang baru saja mendapat akar tunggang yang kuat, lalu badai tornado datang membuka akar itu rusak dan tak punya kekuatan lagi untuk menopang kesedihan yang melanda”. Terdapat juga gaya bahasa personifikasi dimana suatu objek disamakan dengan sifat-sifat manusia. Bukti kalimat terdapat pada halaman 388, “Kutunggu dirimu di luar jafe, mengabaikan hawa dingin yang menusuk kulitku”.
Novel “KeylanDara” ini termasuk sebuah karya yang layak untuk dibaca. Terutama pembaca remaja dikarenakan dapat lebih relate dengan suasana dalam novel. Walaupun terdapat beberapa kelemahan minor dalam segi penokohan, namun tetap tertutup oleh kelebihan-kelebihan dari novel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H