Mohon tunggu...
Patricia Pingkan
Patricia Pingkan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pingkan

Hai

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jazuli si Budak Uang (Resensi Novel Tuan Direktur)

1 Oktober 2021   00:23 Diperbarui: 1 Oktober 2021   13:40 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam bagian konflik, nantinya kita akan disuguhi oleh beberapa kejutan yang terjadi, seperti saat Tuan Direktur ikut ditangkap ke kantor polisi. 

Setelah klimaks berakhir, penulis tidak hanya menuliskan resolusinya secara langsung, tapi Hamka seperti melatih kita untuk bisa menarik kesimpulan terhadap tindakan-tindakan yang diambil oleh Jazuli si Tuan Direktur yang sudah sakit.


Akan tetapi, buku ini mengandung banyak kalimat-kalimat konotatif yang bisa membuat pembaca bingung akan arti atau makna dari kalimat tersebut. 

Selain itu, ada juga beberapa penggunaan kata yang mungkin terdengar asing ditelinga kita. Misalnya kata memekakkan, kata tersebut sebenarnya memiliki arti yang sederhana yaitu, kurang baik pendengarannya. 

Namun karena kata tersebut jarang dipakai di jaman sekarang, pembaca bisa merasa bingung dan enggan untuk membaca buku ini sampai selesai. 

Hal tersebut mungkin terjadi karena buku ini telah terbit 60 tahun yang lalu, sehingga pasti ada perbedaan dalam pemilihan diksi yang digunakan. Selain beberapa kekurangan diatas, penggunaan alur yang maju mundur juga dapat membuat pembaca menjadi bingung.


Nilai-nilai ajaran agama islam sangat tercermin dari cara penulis mendeskripsikan tokoh-tokoh yang ada. Tuan Direktur yang semakin kaya bukannya semakin dekat dengan Tuhan untuk bersyukur atas kekayaan material yang ia punya, Jazuli malah semakin menjauh dari-Nya. J

azuli malah percaya dengan ilmu spiritisme yang mengatakan bahwa Kadri memiliki teman gaib yang bisa memberi nasihat untuk kejayaan usahanya itu. 

Padahal tidak semua nasihat yang Kadri berikan selalu tepat, ada juga yang salah. Tetapi, semua kesalahan tersebut dilupakan oleh Tuan Direktur, mengingat ia lebih memilih untuk berteman dengan orang yang bermulut manis, daripada yang menyatakan fakta kepadanya. 

Di lain pihak, Pak Yasmin selalu dekat dengan Tuhan, ia tidak pernah mengeluh kepada Tuhan untuk menjadi kaya raya. Ia juga selalu melaksanakan Sholat lima waktu yang sudah menjadi kewajibannya.


Walaupun Pak Yasin merupakan pemilik dari tanah yang disewakan kepada beberapa pedagang-pedagang kecil, ia tidak pernah berlaku sombong kepada mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun