Di era sekarang, sepertinya istilah toxic relationship sudah sering didengar dan digunakan, terutama oleh Gen Z. Istilah ini merujuk pada situasi dimana hubungan sedang tidak sehat dan dapat menyakiti satu sama lain atau satu belah pihak. Toxic relationship dapat terjadi dalam hubungan percintaan, pertemanan, bahkan keluarga.
Tanda-tanda Toxic Relationship
Seringkali kita terjebak dalam toxic relationship tanpa mengetahui dampaknya terhadap kesehatan mental dan emosional. Hubungan yang seharusnya mendukung malah menjadi sumber stres, kecemasan, dan lain-lain.
Agar kita lebih paham secara mendalam mengenai topik ini, kita perlu mengetahui tanda-tanda toxic relationship. Berikut penjelasannya.
1. Manipulasi Emosional
Manipulasi emosional adalah saat orang lain mengontrol perasaan kita dan membuat kita merasa bersalah tanpa alasan yang jelas demi kepuasan pribadi. Contohnya, mereka membalikkan keadaan dengan membuat kita merasa bersalah tanpa kita melakukan kesalahan apapun.
2. Keegoisan dan Ketidakpedulian
Toxic relationship sering ditandai dengan adanya keegoisan dan ketidakpedulian. Contohnya, kita dituntut untuk mengutamakan kepentingan orang lain tanpa memperhatikan kepentingan kita sendiri. Sehingga, hal tersebut dapat membuat kita merasa tidak adil atau tidak imbang.
3. Kritikan yang Merusak
Kritik yang diterima dalam hubungan toxic biasanya bukan untuk membangun, namun untuk merendahkan. Contohnya, mereka terus-terusan mengkritik pencapaian atau penampilan kita, meskipun kita sudah melakukan yang terbaik.
4. Kontrol Berlebihan
Salah satu ciri yang menonjol dari toxic relationship adalah terlalu berlebihan dalam mengontrol. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan mereka mengatur hidup kita, seperti boleh dan tidak boleh berteman dengan siapa saja. Dalam percintaan, biasanya pasangan melakukan pemeriksaan handphone kita yang sebenarnya bukan kewenangan mereka.
Cara Mengatasi Toxic Relationship
Setelah mengetahui tanda-tandanya, perlu bagi kita untuk mengetahui pula cara mengatasi toxic relationship untuk meminimalisir hal tersebut terjadi di hidup kita. Simak pembahasannya!
1. Menyadari dan Mengakui Masalah
Langkah pertama untuk mengatasi toxic relationship adalah dengan menyadari bahwa kita sedang berada di dalam toxic relationship dan mengakui bahwa hubungan tersebut tidak sehat. Karena jika diteruskan, hal tersebut dapat mengganggu kesehatan mental dan emosional kita.
2. Cari Dukungan
Berbicara dengan orang yang dipercaya tentang masalah yang sedang dihadapi mampu membantu kita untuk menemukan perspektif yang lebih luas sehingga dapat meminimalisir salah langkah. Orang yang dipercaya boleh teman, keluarga, atau seorang konselor.
3. Prioritaskan Kesehatan Mental
Lakukan hal apapun yang dapat mengalihkan perhatian kita dari hubungan toxic tersebut, seperti membaca buku, berolahraga, atau hal lain yang membuat kita lebih bahagia. Kesehatan mental adalah yang utama dalam mengatasi toxic relationship.
4. Berani Mengambil Langkah
Jika hubungan tersebut dirasa sudah tidak dapat diperbaiki lagi, terkadang mengakhiri hubungan adalah keputusan terbaik untuk mengatasinya meskipun sulit dilakukan.
Kesimpulannya, toxic relationship merupakan situasi dimana hubungan sudah tidak sehat dan dapat terjadi dalam hubungan percintaan, pertemanan, bahkan keluarga. Tanda-tandanya meliputi manipulasi emosional, keegoisan dan ketidakpedulian, kritikan yang merusak, dan kontrol berlebihan. Untuk menghadapinya, penting untuk menyadari dan mengakui masalah, mencari dukungan, memprioritaskan kesehatan mental, dan berani mengambil langkah. Kita semua berhak untuk hidup bahagia dan bebas dari hubungan yang tidak sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H