Mohon tunggu...
Worklife Pilihan

Pentingnya Etika Saat Mencari Kerja di Dunia Bisnis

27 Juni 2018   06:57 Diperbarui: 27 Juni 2018   09:24 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam setiap kegiatan yang kita lakukan pada dasarnya selalu berkaitan dengan etika, baik dalam lingkup keluarga, sekolah, masyarakat maupun tempat kerja. Hal ini dikarenakan etika adalah salah satu cara dalam bertindak dan pengambilan keputusan tentang baik atau buruk yang berdasar pada moral. 

Seringkali sebelum mengambil suatu keputusan, kita dihadapkan pada beberapa pilihan yang sangat sulit karena tiap-tiap pilihan memiliki resikonya masing-masing. Maka pada saat itulah etika ditempatkan untuk memperdebatkan tentang pilihan mana yang seharusnya digunakan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Namun, terkadang secara sadar ataupun tidak sadar keputusan yang diambil dan perbuatan yang kita lakukan adalah tidak etis dan melanggar etika.

Dunia bisnis dan profesi menjadi yang paling sering terjadinya pelanggaran etika dan tindakan tidak etis. Ketatnya persaingan, tingginya tekanan, dan faktor-faktor lainnya menjadi alasan yang mendasari terjadinya pelanggaran etika dan tindakan tidak etis tersebut. 

Kasus yang paling banyak terjadi dalam lingkup bisnis khususnya pada saat mencari pekerjaan yaitu dengan melebih-lebihkan resume atau CV yang ada. Yang dimaksud adalah membuat resume atau CV yang tidak sesuai dengan kenyataan, yang terdiri dari berbagai jenis.

Pertama adalah kredensial palsu, yang dimaksud dengan kredensial palsu adalah saat pelamar kerja memberikan capaian yang palsu dengan menunjukkan sertifikat capaian yang tidak pernah ada.

Umumnya dilakukan oleh para pencari kerja yang belum menyelesaikan gelar mereka. Selanjutnya adalah pengalaman yang keliru, yaitu secara tidak jujur mengklaim telah berpartisipasi dalam proyek. Contoh nyata adalah pelamar kerja menyebutkan bahwa dirinya pernah menjadi asisten manajer pada suatu perusahaan namun kenyataannya dia hanyalah sebagai karyawan biasa dalam perusahaan.

Berikutnya adalah pengalaman yang menyesatkan, disini pengalaman yang ada diceritakan secara berbeda. Seorang pelamar memang pernah terlibat dalam proyek perusahaan namun hanya sebagai anggota bukan sebagai ketua tim dari proyek tersebut. Kemudian ada kronologi yang keliru, mereka yang menderita periode pengangguran yang panjang atau baru saja dipecat dari pekerjaan dan membutuhkan waktu beberapa saat untuk menemukan pekerjaan lain, akan tergoda untuk menyesuaikan tanggal-tanggal dalam resume atau CV untuk membuatnya tampak seolah-olah mereka berjalan lancar dari satu posting ke yang lain. Yang terakhir adalah refensi keliru, mereka berbohong dengan menyebutkan nama-nama perusahaan ternama bekas tempat kerjanya dan memberikan nomor telefon palsu sebagai jaminan.

Kasus seperti ini nyatanya bahkan pernah dialami oleh pesohor dunia, seperti seorang Robert Irvine. Ia adalah koki berbadan kekar dari Inggris yang menjadi host dalam acara TV populer miliknya yang berjudul "Food Pinner: Impossible". Selain menjadi host, Irvine juga merupakan seorang penulis, dirinya menulis sebuah buku yang berjudul "Cookbook: Cook!" dan Ia juga mempunyai beberapa restoran yang tersebar di berbagai negara bagian Amerika Serikat. 

Kasus dirinya dimulai ketika dalam resumenya disebutkan bahwa dirinya meraih gelar sarjana sains pada bidang makanan dan nutrisi dari University of Leeds. Lalu mengatakan bahwa pengalaman kerjanya adalah mengerjakan kue pengantin untuk pernikahan Pangeran Charles dan Putri Diana. Ia menyatakan dirinya seorang kesatria, seperti seorang yang bergelar Sir, dan dipilih langsung oleh Ratu. Serta mengklaim selama beberapa tahun berturut-turut, dia telah menerima Five Star Diamond Award dari Akademi Ilmu Perhotelan Amerika. Dan Ia juga menjabat sebagai koki Gedung Putih.

Namun setelah dilakukan investigasi dan koreksi terdapat fakta yang mengejutkan mengenai resume miliknya yaitu bahwa gelar yang diklaimnya, menurut seorang petugas pers di Universitas Leeds, tidak ditemukan ijazah Robert Irvine dalam catatan arsip universitas. Kemudian mengenai kue pengantin kerajaan, dia hanya membantu memetik beberapa buah yang dimasukkan ke dalam kue. Mengenai dirinya yang merupakan seorang kesatria, kenyataan bukan dan dia tidak pernah ditunjuk oleh Ratu. 

Five Star Diamond Award yang pernah ia dapatkan itu benar, tetapi itu bukan Star Diamond Award yang bergengsi dari AAA atau Mobil's Five Stars. Itu sebenarnya adalah apartemen pria di New York, dan penghargaan ini diberikan kepada siapa saja yang membayar biaya. Tentang Ia yang adalah seorang koki Gedung Putih, bisa disebut seperti itu tetapi, dia tidak menyiapkan hidangan istimewa untuk presiden atau sejenisnya, dia hanya memasak makanan untuk jalur kafetaria, melayani para pekerja militer di Gedung Putih. Sehingga pada akhirnya dirinya dipecat oleh Perusahaan yang menaunginya karena dianggap telah melakukan kebohongan pada resume dan melakukan pelanggaran etika bisnis.

Sebenarnya mengapa para pelamar kerja bahkan seorang pesoshor sampai melebih-lebihkan resume mereka  jawabannya adalah  supaya memiliki peluang yang bagus untuk memperoleh pekerjaan. Karena perusahaan-perusahaan yang ada pada saat ini memiliki syarat-syarat yang begitu kompleks dalam lowongan pekerjaan mereka. Namun, tentu saja sulit untuk menemukan yang seperti itu, ditambah lagi persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan sebuah posisi di suatu perusahaan. Sehingga para pencari kerja menggunakan cara praktis agar dapat dengan mudah terpilih menjadi karyawan perusahaan tersebut.

Melebih-lebihkan resume tidak sepenuhnya dinyatakan sebagai ilegalitas. Ini merupakan salah satu cara dalam dunia bisnis di mana untuk mengklaim hak memperoleh pekerjaan. Resume palsu memang memberikan dampak positif serta keuntungan bagi mereka yang memakainya dan bukanlah sesuatu yang illegal. Meskipun demikian, melebih-lebihkan resume adalah perbuatan yang tidak etis dan tidak sesuai dengan etika bisnis dan profesi. 

Hal ini dikarenakan adanya tindakan tidak jujur karena melakukan kebohongan pada resume, tidak adil karena bersaing secara tidak sehat, merugikan pihak lain terutama perusahaan yang dituju, dan tindakan tersebut tidak sesuai dengan integritas moral. Dan ada resiko yang diterima akibat perbuatan tersebut, yaitu dipecat dari pekerjaan, diblacklist oleh perusahaan, mencoreng nama baik diri, dan tentunya akan sulit untuk memperoleh pekerjaan. "Siapaun yang terdeteksi melakukan kecurangan yang memalukan tidak akan pernah dipercaya meskipun mereka berbicara tentang kebenaran" --Phaedrus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun