Mohon tunggu...
Patricia AstridNadia
Patricia AstridNadia Mohon Tunggu... Lainnya - Public speaker, teacher, trainer, psychology, education, content and copy writer

Seorang public speaker di bidang ilmu psikologi, komunikasi dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lebih dari Sekadar Angka, Matematika Bicara tentang Daya Juang, Kemauan, dan Tantangan

27 September 2022   23:31 Diperbarui: 28 September 2022   00:25 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebersamaan Siswa-siswi SMP Don Bosco 2 dengan Guru (Patricia Astrid) di Kelas (dokpri)

“Bagi saya, matematika itu ada bentuk kejujuran di sana. Jawaban matematika itu mutlak, dengan berbagai proses dan cara, ada tujuannya, dan hasilnya hanya ada satu,” kata guru kelahiran Jakarta ini. Namun pandangan menarik dan positif tentang matematika tentu tidak serta-merta dimiliki oleh Desy sejak duduk di bangku sekolah. Terinspirasi dari ibunya, maka Desy memutuskan untuk melanjutkan studi di jurusan pendidikan Matematika. Awalnya, wanita penyuka lemon tea ini sempat merasa terjebak, ‘nyemplung’ di jurusan matematika.

Hingga suatu ketika, pengalamannya di mata kuliah PKL, membuka pandangannya tentang ilmu matematika. “Saat PKL ada satu murid kelas 8 yang sangat pandai matematika, tapi punya keterbatasan dari segi ekonomi. Jadi dia sulit untuk beli buku. Di toko buku, anak itu menulis, nyalin soal-soal yang ada di buku tersebut,” tutur perempuan yang hobi makan nasi goreng. Kagum dengan hal itu, Desy pun menyemangati anak itu, mengajar dengan penuh semangat saat PKL, lalu membelikan buku matematika kepada siswa tersebut usai masa PKL. Berawal dari pengalaman PKL itu, Desy terpanggil untuk menjadi guru matematika yang kini hadir dengan sosok yang penuh semangat dan berhasil menjadi inspirasi bagi siswa-siswinya di SMP Don Bosco 2.

Kebersamaan Siswa-siswi  SMP Don Bosco 2dengan Guru (Fransiska Desy) di Kelas (dokpri)
Kebersamaan Siswa-siswi  SMP Don Bosco 2dengan Guru (Fransiska Desy) di Kelas (dokpri)

Bagi Desy, mengajar siswa-siswi di era digital tentu tak lepas dari berbagai tantangan. Salah satunya banyak siswa yang bertanya tentang manfaat belajar matematika. “Banyak manfaatnya. Setidaknya bisa hitungan dasar atau basic, kalau anak saat nanti sudah dewasa, diminta urus perusahaan milik keluarga, ya bisa bikin kemajuan, bukan jadi tutup perusahaannya karena ditipu, nggak paham tentang dasar-dasar berhitung. Matematika itu mengajarkan kita untuk punya daya juang, strategi, kerja keras, ketekunan. Itu semua terpakai dalam membangun perusahaan,” jelas guru yang hobi dengan kegiatan seputar seni.

Kebersamaan Siswa-siswi SMP Don Bosco 2 dengan Guru (Patricia Astrid) di Kelas (dokpri)
Kebersamaan Siswa-siswi SMP Don Bosco 2 dengan Guru (Patricia Astrid) di Kelas (dokpri)

Lebih lanjut, Astrid pun menambahkan beberapa contoh, saat siswa pergi ke mall dengan teman, tentu sangat dibutuhkan penerapan dari ilmu matematika. Misalnya ingin membeli minuman boba drink, croffle, mengisi saldo di sebuah pusat bermain di mall, pasti mengandalkan ilmu dasar matematika. Hal lain lagi, matematika juga sangat dibutuhkan dalam hal merencanakan liburan, mengatur budget bulanan, dll. “Nggak cuma itu, kita misal mau kasih kado ulang tahun teman, untuk crush, dll pasti butuh hitung budget kan. Trus anak-anak sekarang mulai suka bisnis kecil-kecilan ya harus ngerti juga tentang mat,” kata Astrid.

Desy pun memiliki trik untuk mematahkan pemikiran yang keliru tentang matematika  sebagai ilmu yang mematikan. “Trik saya dalam penilaian, misal anak jawab salah, kita nggak langsung memberi respon nilai nol atau poin yang sangat kecil, tapi saya beri poin yang cukup sesuai tingkat kesalahan. Jadi anak itu merasa oh saya dihargai sesuai dengan usaha saya loh,” ungkap wanita asal Jakarta ini.

Cara lainnya adalah Desy selalu memberikan motivasi bahwa matematika itu adalah sebuah tantangan yang harus dipecahkan, sangat bisa dipelajari, dilatih dan semua butuh proses. Artinya belajar pun bukan sebuah hal yang instan. Meski begitu, banyak siswa yang umumnya sudah takut dan overthinking bahwa mereka akan melewati remedial. Padahal ulangan matematika belum berlangsung.

Diskusi Guru BK dan Guru Matematika SMP Don Bosco 2 (dokpri)
Diskusi Guru BK dan Guru Matematika SMP Don Bosco 2 (dokpri)

Menurut Desy, dalam pelajaran matematika biasanya ada materi yang mudah dikuasai dan ada yang sulit dikuasai, namun proses tetap lebih diprioritaskan. Kalau pun harus remedial maka remedial tidak melulu dipandang negatif, tapi itu adalah bagian dari proses.

“Anak berlatih menerima kegagalan, belajar dari kegagalan kemarin, mungkin ada kekeliruan. Prosesnya dijalani dengan baik, ikuti lagi. Perkuat pondasi dasar, bisa ngerjain tapi belom tentu memahami, belum benar-benar mengerti sebab-akibat,” kata guru yang pernah bertugas menjadi pemazmur ketika duduk di bangku SMP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun