Sesampainya di dokter, dokter cantik yang kelihatannya masih muda, dan jujur saja tidak membuat saya takut! Mungkin karena gayanya yang sangat komunikatif :)
Mata saya difoto, dan dokter menjelaskan apa yang saya alami, akan saya cobahan uraikan penjelasan tersebut di bawah agar lebih jelas :)
1. Mata saya merah karena terjadi robek atau putusnya serabut serabut kecil pada pembuluh mata. Maka itu saya tidak mengalami pedih, perih, gatal, berair, bintitan, bengkak, pusing, maupun panas, hanya bola mata saya bagian putih menjadi merah.
2. Hal ini bukan diakibatkan oleh virus (jadi jangan takut kalau hal ini menular) tapi beberapa hal seperti:
- Kucek-kucek mata terlalu keras.
- Batuk terlalu keras
- Ngeden (pas BAB)
- Trauma (benturan atau kecolok)
3. Hal ini biasanya terjadi pada anak-anak karena kebiasaan mereka yang suka kucek-kucek mata.
4. Nantinya secara alamiah, bola mata akan menyerap darah yang tampak itu, akibatnya warna merah nanti akan merambah semakin ke bawah mata dan berubah warna menjadi kuning lalu pink setelah itu kembali menjadi putih. Hal ini adalah wajar dan akan terjadi, tidak peduli Anda berobat atau tidak! Karena sekali lagi, ini adalah proses alamiah (semakin amazed pada Tuhan Yang Maha Kuasa yang menciptakan tubuh dan proses penyembuhan sedemikian rupa dan tidak terbayangkan oleh manusia).
5. Proses penyembuhannya kurang lebih 1-2 minggu sampai kembali ke bola mata normal berwarna putih.
6. Dokter menyarankan untuk mengonsumsi vit C dan memberikan obat tetes mata untuk mempercepat penyerapan, serta banyak banyak makan sayur dan yoghurt apabila keadaan ini diakibatkan ngeden yang terlalu keras.
7. Saya sempat curiga kondisi mata saya diakibatkan oleh tekanan bola mata yang terlalu tinggi, karena ini yang saya alami pada pemeriksaan sebelumnya di RS langganan sehingga dokter memberikan obat tetes mata untuk menurunkan tekanan pada bola mata saya. Tapi untungnya ternyata hal itu bukan masalah, meskipun tekanan bola mata saya masih sama yakni 20 (tinggi apabila mencapai 21), tapi dokter di RS A tidak meminta saya mengonsumsi obat tetes penurun tekanan, dan berasumsi hal ini kemungkinan diakibatkan karena saya terlalu takut ketika menjalani pemeriksaan tekanan bola mata (alatnya mengeluarkan angin sehingga saya beberapa kali harus mengulang karena terkejut dan kaget).
Jujur saja, mendengar hal ini saya dan ibu menjadi luar biasa lega dan bahagia. Tapi bagi saya pribadi, ada hal-hal yang saya noted dari dokter ini:
1. Dokter yang pernah menangani saya di RS langganan saya pastikan lebih senior dari dokter di RS A, tapi jika harus memilih lagi, saya akan memilih dokter di RS A karena gayanya yang komunikatif lebih menyenangkan dan membuat saya lebih tenang. Beliau juga menjelaskan secara tuntas apa yang saya alami dan akan saya alami terkait dengan mata saya, sehingga membuat saya dan ibu menjadi lebih tenang. Hal ini berbeda dengan dokter di RS langganan saya yang 'agak pelit' menjelaskan.