Saya tahu hal ini kontroversial, tetapi kalau tidak kita buka, akan terus berjatuhan korban korban bullying bagi junior kita. Saatnya kita menghargai dokter-dokter yang ingin bersekolah dengan wajah ramah dan tangan terbuka. Kita hargai mereka sebagai sejawat yang ingin melanjutkan pendidikan.
Beban mereka yang melanjutkan pendidikan sudah sangat susah, sebagian besar mereka sudah berkeluarga, mereka tidak lagi bisa berpraktek diluar, mereka tidak lagi menerima gaji. Bayangkan kesusahan keluarga dan anak-anak mereka yang masih membutuhkan asupan makanan yang bergizi sementara tulang punggung keluarga tidak lagi produktif.Â
Jika kita tidak bisa membantu, janganlah menambah penderitaan mereka.
Jika kita tidak bisa memberi mereka uang, janganlah bertindak sebaliknya memaksa mereka membayar tiket pesawat, foto kopian buku.
Jika kita tidak bisa memberi mereka uang janganlah mengambil bekal dari dompet mereka yang tipis dan kumal.
Jika kita tidak bisa memberi suasana ruangan yang nyaman bagi mereka, janganlah memindahkan kebun binatang keruangan residen atau ruangan jaga.
Jika kita tidak bisa mengajak makan mereka di restoran mahal janganlah berlaku sebaliknya menyuruh mereka mengisi ruangan jaga dengan segala macam makanan.
Karena tidak mungkin pendidikan tanpa jaga atau dinas emergensi janganlah sebaliknya memaksa mereka jaga berturut turut selama seminggu bahkan sampai sebulan.
Jakarta, 4 Agustus 2016
 Patrianef
 Staf Pengajar di Program Pendidikan Dokter Umum, Spesialis dan Subspesialis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H