Adakah teman teman tahu bahwa lembaga ini mempunyai kuasa besar yang diciptakan peraturan perundangan dan mereka adalah raksasa yang bisa mengatur RS dan mereka sesuai dengan Undang Undang tentang pembentukan lembaga mereka dan  Keputusan Kemenkes akan  bernegosiasi mengenai tarif Ina Cbg dengan Asosiasi Faskes. Setelah selesai mereka serahkan kepada regulator untuk ditandatangani tentu saja ada juga proses di Kemenkes tetapi kewenangan menurut peraturan perundangan ada di mereka. Jika ditanya sambil menutup mata mereka menjawab" Tarif itu dibuat dan ditanda tangani Menkes". Memanglah kita semua bodoh sehingga gampang dikibuli.
Teman teman perlu tahu lembaga itu karena pada saat berobat mereka akan menentukan " biayanya hanya sekian". RS merasa tidak mampu dan menekan dokter sehingga pasien dilayani substandar dan ditambah doa sang dokter. Alhamdulillah sebagian pasien sembuh dan memuji lembaga tersebut dan mereka jadikan kesaksian bahkan melalui media resmi seperti berobat ke "orang pintar".
Sebagian pasien karena tidak bisa dibiayai maka 'digantung lama' di RS diruang perawatan. Mereka lama dirawat dan pasien mengira dokter yang menelantarkan. Teman teman tidak tahu bahwa dokter berjuang sepenuh hati agar pasien diobati tetapi manajemen RS meminta dokter memahami bahwa penjaminan nya kecil sekali sehingga pasien tidak mungkin ditindak.Â
Teman teman terpaksa hal ini saya buka agar teman teman paham bahwa dibalik pasien yang berobat terjadi negosiasi antara dokter yang berjuang dan RS yang tak mau rugi. Sementara mereka berdiri diam sambil bicara kepada keluarga pasien" JKN menjamin pengobatan keluarga bapak/ Ibu".
Adakah teman teman tahu bahwa kami dalam pelayanan pasien sering perang mulut dengan mereka perihal kewenangan mereka yang menentukan dan mengintervensi rencana pengobatan. Sembari pada saat bersamaan verifikator mereka menjawab dengan wajah datar " kewenangan pengobatan ada pada dokter", tetapi yang berlaku tetaplah kehendak dan keinginan mereka.
Malu saya menceritakan carut marut ini kepada teman teman. Tetapi karena mereka masih kukuh bertahan dan sering tampil di TV dengan seribu dalih dan masih tidak mau berbenah maka saya perlu buka hal ini kepada teman teman.
Jika mereka masih bertahan maka kami akan buka terus menerus carut marut ini satu persatu.
Kami lakukan ini demi kesehatan bangsa indonesia.Â
Kami dokter Indonesia sangat peduli kepada teman teman berbeda dengan penjelasan mereka di media sosial bahwa mereka melakukan double proteksi karena peduli. Peduli terhadap diri sendiri tentunya. Alangkah naif dan egoisnya . Sebagai tambahan kami sampaikan bahwa kami tidak di double proteksi oleh kementerian kesehatan.
Salam sehat
#JokowiAyoReformasiJkn