Mohon tunggu...
Patra Mokoginta
Patra Mokoginta Mohon Tunggu... Lainnya - Warga kotamobagu

Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Raja Raja Manado Abad XVII (Bagian 2)

26 September 2021   08:13 Diperbarui: 29 September 2021   09:46 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ternate, kota asal Kaicil Tulo dengan latar Pulau Tidore, sekutu klasik spanyol di Maluku. Foto Koleksi Pribadi (Penulis)

Menurut hasil penelitian dari Jaelan Usman yang berjudul Konflik dan Perubahan Sosial : Study Sosial Politik di Maluku Utara 2006 Kaicil adalah gelar untuk Putra Sultan dan Nyaicil atau Boki untuk Putri Sultan. Jadi Kaicil Tulo berarti Pangeran Tulo, Gelar ini diperoleh karena dia adalah Putra dari Sultan Hairun.

Kaicil Tulo Veteran Perang era Baabullah

Dalam Perang Maluku yang dipimpin Sultan Baabullah, Kaicil Tulo terlibat langsung di medan perang. Ia bahkan menjadi tokoh terpenting setelah Sultan Baabullah jelang detik detik terakhir pemerintahan Portugis di Maluku menyerah tanpa syarat kepada Ternate (Sultan Baabullah). 

Pada Tahun 1575, mengutip dari Andaya : ''Gubernur Portugis terakhir di dalam benteng  Nuno Pareira de Lacerda, menawarkan perdamaian. Sultan Baabullah mengutus kakaknya, Kaicil Tulo, untuk memberitahu de Lacerda bahwa orang Maluku kini telah bersatu padu dan siap melawan mereka. Tak ada lagi harapan atau pilihan lain yang dapat menyelamatkan mereka, dan jangan sekali-kali berharap bantuan dari luar. Di bawah syarat-syarat yang didiktekan Baab, de Lacerda akhirnya setuju mengakhiri peperangan. Portugis setuju menyerah tanpa syarat. Mereka meminta agar Baab menyediakan perahu untuk mengevakuasi mereka ke Ambon dan keluar meninggalkan Ternate. Portugis lalu menyerah kepada Babullah pada 26 Desember 1575''.

Keberadaan Kaicil Tulo Tahun 1606.

Pada tahun 1606, Kaicil Tulo belum ada di Manado, apalagi berkuasa atas daerah ini. Dokumen tua yang tersusun oleh Scritto da Marco Ramerini dalam  Gli Spagnoli Nelle Isole Molucche 1606-1663/1671-1677 menyebutkan nama nama keluarga yang di deportasi Spanyol ke Manila. Kaicil Tulo dan putranya bernama Kaicil Hamzah termasuk dalam daftar yang dibawa ke Manila sebagai tawanan Spanyol yang kemudian menjadi sekutunya. Nama besar lain yang bermusuhan dengan Spanyol adalah Sultan Saidi.  Scritto da Marco Ramerini menulis,  setelah penaklukan, Acua memutuskan, demi keamanan yang sultan dan para pangeran termasuk semua pejabatnya, Spanyol mendeportasi mereka ke Manila dengan total sekitar 30 orang. Sedangkan kesultanan dipercayakan oleh sultan di pengasingan kepada dua pamannya yakni Kaicil Sugui dan Kaicil Quipat. Keputusan Gubernur disampaikan kepada sultan (yang berada di penjara "Purificacion") pada tanggal 1 Mei 1606 oleh seorang Jesuit bernama Luis Fernndes.

Scritto da Marco Ramerini merinci beberapa nama yang dideportasi tersebut masing-masing adalah : il Sultano di ternate, Cachil Sultan Zaide Burey; il figlio del sultano e suo erede, Cachil Sulamp; Cachil Tulo; il figlio del Cachil Tulo, Cachil Cidase (?); Cachil Amura ( Hamza ) cugino del sultano; Cachil Ale; Cachil Naya; Cachil Colanbaboa; Cachil de Rebas; Cachil Pamuia; Cachil Babada; Cachil Barcat; Cachil Suguir; Cachil Gugugu; Cachil Bulefe; il Sangage di Bachan, Bulila; Cachil Maleyto; il Sangage di Maquien; il Sangage di Lacomaconora; oltre ad altri due Cachis che erano considerati come sacerdoti e a tre servi. 

Dari keterangan di atas, diketahui bahwa Tahun 1606 Cachil Tulo atau Kaicil Tulo tidak berada di Maluku maupun di Manado melainkan di Manila. Ini berarti pada tahun 1606, Kaicil Tulo belum menjadi Raja Manado.

Kaicil Tulo Menjadi Raja Manado.

Veteran perang era Baabullah yang telah berusia uzur ini tercatat dalam dokumen resmi Spanyol sebagai Raja Manado. Namanya juga tercantum dalam Documenta Malucensia sebagai: 'King Kaicil Tulo of Manado. Raja Manado ini disebutkan meminta Fraters melalui Fray Pascual de Torella OFM yang kebetulan melewati Manado pada tanggal 21 Juni 1616.  Demikian juga surat-surat Kaicil Tulo sebagai Raja Manado yang terdokumentasikan oleh SPanyol. Namun dalam permintaan itu, D.Jernimo de Silva menyatakan dirinya tidak dapat menyetujui permintaan Raja Manado ini pada tahun 1616.

Membaca penjelasan Andaya, kita memperoleh keterangan bahwa Kaicil Tulo adalah kakak dari Sultan Baabullah. Pada lahir Babbulah disebutkan tahun 1528. Ini berarti sebagai kakak Baabulah, Kaicil Tulo lahir sebelum 1528. Ini juga memberikan keterangan pada kita bahwa Kaicil Tulo saat tercatat sebagai Raja Manado sudah berusia uzur. Ia mungkin berumur sekitar 89 tahun sata itu. Dialah yang mengajak Spanyol menyerbu Ternate. Kaicil Tulo hidup bersama Spanyol di Manila hingga akhirnya disokong Spanyol menjadi Raja Manado. Spanyol tentu menyokong Kaicil Tulo menaruh tapal kuasanya di Manado, sebagai koalisi yang nantinya akan menghadang duet maut Ternate dan Belanda.

Terkait status pangeran Ternate yang menjadi Raja di Manado ini, saya sependapat dengan David Henley dan Ian Caldwell dalam artikelnya berjudul : Kings And Covenants Stranger-Kings and Social Contract in Sulawesi.  Keterangan kita peroleh dari dua penulis ini: "Keberadaan Raja asing atau raja 'orang luar' dalam kultur masyarakat Sulawesi, secara umum masih terterima. Di samping ketidak-berpihakan mereka, alasan kedua mengapa orang asing bisa menjadi raja adalah karena raja ‘impor’ hanya melahirkan lebih sedikit kecemburuan ketimbang jika dia berasal dari orang dalam, dengan status terberi yang mungkin tidak lebih tinggi daripada bangsawan lain. Dengan status yang diangkat secara artifisial di atas bangsawan lain, dalam teori, seorang raja dapat digantikan oleh salah satu dari kalangan yang sederajat. Kompetisi yang ketat untuk memperebutkan kuasa, status, kekayan dan di atas segalanya,  selalu menjadi ciri khas masyarakat di Sulawesi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun