Mohon tunggu...
Patra Mokoginta
Patra Mokoginta Mohon Tunggu... Lainnya - Warga kotamobagu

Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Raja Raja Manado Abad XVII (Bagian 1)

25 September 2021   01:58 Diperbarui: 25 September 2021   08:06 3356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelompok Batachina ini diketahui telah eksis di Sulawesi Utara sejak pemerintahan Sultan Hairun. Bahkan jumlahnya sudah sangat besar, kira-kira 4 sampai 6 ribu jiwa. Ini terdapat dalam Documenta Malucensia, berikut kutipannya : Esta Batachina 20 hé toda povoada e á muitos luguares grandes de quatro e cinquo e seis mil almas , e todos querem ser christãos e são gentios . Eu não ey -de fazer já mais até ver quaa quem os emsine e doutrine , porque me parece que é milhor poucos bem doutrinados que muitos mal doutrina (do ] s . Esta gente dos celebres folgua muito de camtar a doutrina , e tãoto que a andão camtando comtinuamente assi nas embarquações como por terra ,assi os grandes como pequenos . Não tenho mais ao presemte que posa escrever a Vosa Reverencia . Do Manado , a 28 de Julho de 1563 anos. Terjemahan bebasnya : Batachina ini penuh penduduk dan ada banyak tempat besar dari empat dan lima dan enam ribu jiwa, dan semua orang ingin menjadi Kristen dan bukan Yahudi. Aku tidak akan melakukannya lagi sampai aku melihatnya. yang mengajar dan mendoktrinasi mereka, karena menurut saya jumlahnya lebih sedikit di doktrinasi dengan baik daripada banyak yang di dokrin dengan buruk. Orang-orang ini bergembira dan senang mempelajari doktrin, dan begitu banyak sehingga mereka menjalankannya. Melanjutkan di atas kapal maupun di darat, jadi yang besar juga yang kecil. Saya tidak lagi memiliki itu Bolehkah saya menulis surat kepada Yang Mulia. Manado 28 Juli 1563.

Ini menjelaskan tentang keberadaan kelompok Batachina di Sulawesi Utara. Dari keterangan ini, jelas bahwa Batachina, Bathasina atau Bacan pada dasarnya adalah penyebutan terhadap kelompok-kelompok Halmahera di Maluku Utara. Pengaruh kelompok ini sangat luas hingga ke Sulawesi Utara. Kelompok Bacan/Batasina di Sulawesi Utara ini sempat kontak dengan rombongan Datu Mokodompit sebagaimana dicatat oleh Riedel : Maka datanglah pada masa perdijamannja di situ orang orang Batjan namanja apatah mengharukan kahidopannja orang bala bala djuga sehingga berpindahlah Datu itu kembali pergi ka Pulow Nain dan pulow Babontehuh atawa pulow Manaroh sakarang.

Kedatangan Kelompok Batachina ke Sulawesi Utara tidak sekaligus, tapi terjadi dalam beberapa periode. Saat saling rebutan dominasi di pulau Halmahera prakolonial antara Jailolo, Loloda dan Morotai, banyak warga yang eksodus meninggalkan negerinya. Akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 adalah peperangan. Seperti yang di sebutkan oleh M. Adnan Amal; Setelah naik takhta, Babullah menciptakan hubungan baru Ternate-Portugis. Semua prakarsa yang sebelumnya selalu berawal dari Portugis, kini berbalik datang dari Ternate. Hal ini berarti semua kontrol atas Ternate dilakukan oleh kerajaan sendiri, yang ditangani Bab dengan bantuan para Bobatonya. Kemudahan-kemudahan yang telah diberikan Khairun kepada Misi Jesuit dihentikan. Babbulah bahkan memerintahkan pasukannya memburu orang Portugis sampai ke manapun dan membunuh mereka.

Kelompok Batachina yang telah di satukan oleh Hairun menjadi bagian tentara Baabullah yang mengejar portugis di segala penjuru sebagaimana di sampaikan oleh Amal di atas.Konflik di pusat rempah dunia ini pun berlanjut sampai sesudah wafatnya Sultan Baabullah. P.J.B.C. Robidé van der Aa dalam De Groote Bantamsche Opstand in het Midden der Vorige Eeuw terbit 1 Jan 1881, menyebutkan; Sekarang setelah Baab meninggal,tentu saja putra kandung harus berkuasa, tetapi  (sebelumnya) Baab telah membujuk kakak laki-lakinya Kaichi Tulo agar putranya Baabullah bernama Said sebagai penggantinya dengan perjanjian Said akan Menikahi putri Kaicil Tulo.

Kaicil Tulo – paman Saidi dan saudara Babullah – berubah menjadi orang yang berambisi atas tahta Ternate. Pangeran ini menulis banyak surat kepada Gubernur Jenderal Spanyol di Manila dan membeberkan kesalahan-kesalahan Saidi serta sikap anti Spanyolnya. Ia mendesak Spanyol mengirimkan ekspedisi untuk menyingkirkan Saidi. Menurut Kaicil Tulo, rakyat akan membantu, termasuk dirinya. Gubernur Jendral Spanyol di Filipina yang baru dilantik, Don Santiago de Vera, sangat tertarik dengan informasi Kaicil Tulo dan berpendapat bahwa isu itu perlu dipertimbangkan. M.Adnan Amal juga mencatat ini;  ada versi yang juga menyatakan Kaicil Tulo memusuhi Sultan Saidi karena perilaku Sultan Saidi  diantaranya upaya Saidi menyingkirkan Kaicil Mudaffar serta masalah perkawinan Sultan Saidi dengan putri dari Kaicil Tulo

Bersambung ( ke bagian 2 )

Sumber data yang di olah :

  • Abdulrahman, Paramatiha R.  Bunga angin Portugis di nusantara : Jejak jejak kebudayaan portugis di nusantara. 
  • Amal, Adnan M . kepulauan Rempah rempah sejarah Maluku Utara 1250-1950. 2006
  • Aritonang, Sihar Jan dan Steenbrink, Karel.  A History Of Christianity in Indonesia. 
  • Campo López, Antonio C., “La presencia espa- ñola en el norte de Sulawesi durante el siglo XVII. Estudio del asentamiento español en el norte de Sulawesi ante la oposición local y la amenaza holandesa (1606 - 1662). 
  • Henley, David. Nationalism And Regionalism In A Colonial Context Minahasa In The Dutch East Indies. 
  • Henley, David. A Superabundance Of Centers: Ternate And The Contest For North Sulawesi.1993
  • Henley, David dan Caldwell, Ian. Kings And Covenants Stranger-Kings And Social Contract In Sulawesi.2008
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Bolaang_Mongondow
  • Jacobs, Hubert. Documenta Malucensia 
  • Mantiri, Stella. Datu Binankang Raja Manado 1644-1689 Pelopor Kemerdekaan Di Nusantara Utara. 1990
  • Ramerini , da Marco. Scritto. GLI SPAGNOLI NELLE ISOLE MOLUCCHE 1606-1663/1671-1677 La Storia Della Presenza Spagnola Nelle Isole Delle Spezie. 2020
  • Riedel,J.G.F.  Inilah Pintu Gerbang Pengetahuwan Itu Apatah Dibukakan Guna Orang Orang Pandudokh Tanah Minahasa .
  • P.J.B.C. Robidé Van Deer Aa.  De Groote Bantamsche Opstand in het Midden der Vorige Eeuw 
  • Wilken dan Swarzh Geslachts In De Taal Van Bolaang-Mongondou bagian “Buk Ouman Sinomongondou’’
  • W,Dunnebier. Over de Vorsten van Bolaang Mongondow.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun