"aduh! Tolong...tolong... tolong.... Tolong aku Karma!"Â ujar Karma satu. Badannya mulai tersedot kedalam ucapan dan masuk kedalam mulut ibu yang penuh kemarahan.
"Maaf.. aku tak bisa menolong! Leburlah jasadmu menjadi lemah Kembali ke tanah!"
"Bagaimana bisa sesama Karma, kita tak bersaudara?"
"Apa katamu? Kau sudah gila ya? Karma tak mengenal istilah saudara! Bukannya kau yang mengajarkanku sebuah sistem tak mengenal empati apalagi peduli?"
"Jika sudah waktunya Kembali, kembalilah kedalam bumi" imbuhnya dengan bersungut-sungut.
"Keterlaluan ya? Sudah hampir habis badanku digerogoti kemarahan dan emosi yang menjadi-jadi. Tak sedikitpun perasaanmu bergeming menolongku agar tak Kembali ke bumi? Memang kau lupa selama ini aku sudah berbuat banyak hal padamu. Dari kau masih melihat gelap hingga melihat jalan terang. Dari seonggok makhluk tak menarik dan hanya disebut saat amarah, aku tinggikan derajatmu lebih dari sekedar itu. Mungkin sudah saatnya kau juga harus terkena Karma!"