Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tantangan Pekerja Lapangan selama Bulan Ramadan

4 April 2022   16:30 Diperbarui: 28 April 2022   09:12 1862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilain sisi, kantong harus diisi dan dapur harus terus ngebul. Mereka harus bepergian ke puluhan tempat dalam satu hari. Tak hanya sampai disitu, ada beberapa perusahaan yang memantau aktivitas mereka melalui GPS. Sembari berjualan, sembari input hasil penjualan ke sistem. Bertemu banyak orang, banyak tantangan di jalan, belum lagi factor keselamatan bagi mereka yang bermobilisasi tinggi. Kapan ibadahnya? Bagaimana mereka puasa? Pulang kerja sudah Lelah, kapan ibadahnya? Jangan ngejar dunia terus, duit enggak dibawa mati? Kalimat sarkasme yang kurang persuasif untuk merangkul dan cenderung menghakimi orang lain. 

Sumber : megapolitan.kompas.com
Sumber : megapolitan.kompas.com

"Setiap hari itu kami ditarget harus kunjungan ke 30 toko di pasar-pasar tradisional. Apalagi jika sudah tutup bulan harus kejar omzet" ujar salah satu Sales distributor sembako

"Terkadang harus membujuk driver juga untuk semangat ngirim barang, padahal sedang puasa. Manusiawi kadang mereka mengeluh" imbuhnya saat ditemui di pasar tradisional di Tangerang.

"Ngirim ke toko, nanti di mobil masih harus input penjualan langsung ke sistem" ujarnya telihat Lelah tapi tak mau mengeluh hanya dipendam.

Tak dapat dipungkiri memang kehidupan ini luas dan banyak mata yang memandang dengan sejuta persepsi mereka yang benar dan salah. Terkesan mengejar-ngejar dunia terus. Akhirnya sudut pandang harus menjadi jurang pemisah dan dinding tebal yang memisahkan cara dan keyakinan konsep berpikir antar sesama manusia. 

Hal yang bisa menjembatani hanya saling pengertian, menyamakan persepsi dan saling memahami. Hal sepele bisa jadi masalah besar jika tidak saling memahami dan saling memaksakan kehendak. Apalagi jika satu berpegang teguh pada dogma agama, yang satu lagi berpegang teguh pada sikap pragmatis dan fleksibel. Blunder dan ribet. 

Beragama bukan persoalan dogma saja, hakikat yang paling tinggi dalam beragama adalah kesadaran. Temukan sudut pandang lain dalam Islam tentang "KASIH". Masuklah dalam kesadaran orang yang belum bisa beribadah tekun dengan "Kasih Lembut", tak melulu bicara dosa dan pahala. 

Puncak tertinggi dari beragama adalah Dogma. Ada yang lebih tinggi dari dogma yaitu kesadaran. 

Orang yang beragama dengan kesadaran, akan berjalan sistematis tanpa diperintah dan disuruh. 

 ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun