Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

PPN 11% Sebenarnya Untuk Apa, Bagaimana Dampaknya dan Mengapa Naik ?

20 Maret 2022   07:01 Diperbarui: 1 April 2022   05:57 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

barang kebutuhan pokok, jasa kesehatan, jasa pendidikan, jasa pelayanan sosial, dan beberapa jenis jasa lainnya. Masyarakat berpenghasilan menengah dan kecil tetap tidak perlu membayar PPN atas konsumsi kebutuhan pokok, jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan layanan sosial.

Namun, ada pengecualian terhadap barang kebutuhan pokok level menengah keatas seperti beras sirataki, beras basmati, daging wagyu A5 akan terkena PPN 11%. Artinya PPN 11% hanya pada item produk level menengah keatas. Bagi level menengah kebawah masih aman dan tidak terdampak secara siginikan utamanya untuk aspek pemenuhan kebutuhan barang pokok. 

Mengapa PPN Naik?

Prinsipnya adalah PPN ini sama rasa dan sama rata. Adanya HPP dimaksudkan berorientasi untuk memutus persoalan fundamental sektoral pajak, selaras dengan agenda reformasi pajak, konsep dasar, dan politik ekonomi.

Tantangan yang dihadapi

1. Pemahaman Wajib Pajak

Penguasaan dan pemahaman wajib pajak akan berpengaruh terhadap kepatuhan WP agar terhindar dari sanksi-sanksi pajak.

Sebagaimana yang diketahui, pajak di Indonesia diajarkan hanya pada level tertentu yaitu SMK Akuntansi, dan jurusan ekonomi dalam bangku perkuliahan. Padahal idealnya sedari dini kurikulum perpajakan dapat menjadi pertimbangan dunia Pendidikan.

Meski menganut self assessment, akhirnya pemerintah harus mengalah dengan menjemput bola dan memungut pajak UMKM maupun secara personal. Inilah pentingnya sosialisasi dan edukasi pajak. Jangan sampai masyarakat cenderung menjadi apatis terhadap pajak karena stigmatisasi pejabat pajak yang melakukan fraud.

2. Proses Pemulihan Ekonomi Nasional

Dampak COVID-19 terhadap ekonomi nasional dirasakan pada kuartal 2 tahun 2020 dimana pertumbuhan yoy 2,97% turun 2% dari kuartal 1 tahun 2019. Terlebih dengan adanya aturan PSBB dan PPKM menyebabkan kontraksi pertumbuhan negative.

Beberapa negara yang mengalami aktivitas ekonomi dan dampak yang parah adalah Singapura 41,2%, AS 10%, Inggris 15%.

Sedangkan Bank Dunia memberikan prediksi secara global ekonomi terdampak 5,2%. Indonesia masih dalam angka 0,3% dan menjadi negara terbaik kedua setelah Vietnam dalam pertumbuhan ekonomi selama pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun