Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Emma Rilley:Hubungan Sempurna menjadi Toksik!

9 Februari 2022   09:41 Diperbarui: 28 Februari 2022   07:23 6188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riley sempat meminta mereka menarik kesaksian kepada polisi dengan mengatakan saat diinterogasi, mereka sedang dalam pengaruh obat-obatan. Bahkan Riley sempat meminta teman-temannya untuk membantu menghilangkan senjata itu. Bahkan melalui kamera rahasia itu, Riley terekam akan membuang senjata itu ke Sungai Tennesse, anak sungai terbesar dari Sungai Ohio.

Mereka bergegas pergi ke sungai itu. Tanpa disadari, mereka sudah diikuti oleh polisi yang sedang menyamar. Alex dan Noah pun selama dari rumah sampai ke sungai itu aktif mengirimkan kabar ke grup polisi mengenai rencana-rencana Riley.

Setelah mereka sampai di tujuan. Polisi yang menyamar keluar dari mobil dan mengepung mereka. Riley langsung ditangkap dan dinyatakan sebagai tahanan. Dia didakwa melakukan kejahatan pidana dengan bukti 1 buah senjata api yang tersimpan didalam kantong dan pakaian berwarna hitam yang dipakai untuk mengeksekusi Emma. Fakta lain, drama kasus penculikan atas dirinya pun terungkap.

Pada Bulan Mei 2018, kuasa hukum Riley mengatakan kasus Emma bukan penghilangan nyawa terencana melainkan kasus yang tidak disengaja karena kecerobohan. Dalihnya, serangkaian drama-drama yang diciptakan Riley hanyalah usahanya menarik perhatian Emma. Dan Riley tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang apakah pelurunya dapat menembus tembok atau tidak? Dan saat kejadian tersebut, Riley tidak mengira jika pelurunya bisa menembus tembok dan akan membunuh Emma. Pembelaan ini ditolak hakim dan hanya menganggap kuasa hukum berbual.

Hakim justru mengatakan, orang yang menembak Emma adalah orang yang sudah tahu tata letak tempat tidur Emma. Persidangan berlangsung hingga 1 minggu dengan melibatkan 30 saksi. Pada tangga 8 Mei 2018, hakim memberikan dakwaan pada Riley tindak pidana kelas pertama yaitu tindakan penghilangan nyawa yang diikuti serangkaian kejadian lainnya berupa penguntitan, hal lain yang menimbulkan rasa berbahaya, pencurian senjata berbahaya. Riley dihukum seumur hidup dan mendapatkan pembebasan bersyarat setelah menjalani 50 tahun masa hukuman.

***

Kasus ini peringatan dan pembelajaran bagi generasi muda zaman sekarang. Apalagi yang lagi bucin-bucinnya. Sewajarnya dalam menjalani hubungan, jangan menjadikan hubungan menjadi toxic. Bagaimana caranya :

  • Buatlah komitmen sejak awal, bagaimana harus menjalani hubungan, pertimbangkan batasan dalam menjalani hubungan.
  • Setelah temukan chemistry, jangan terlalu berlebihan dan terobsesi terhadap seseorang.
  • Tanamkan didalam diri, seseorang bahkan diri kita sendiri bukan poros kehidupan.
  • Meski sudah putus, but life must go on. Hidup ini berharga untuk dijalani dengan bahagia dari dalam bukan bahagia dari mantan.
  • Terkesan mudah mengatakan moved on, padahal susah untuk menjalaninya. Carilah aktivitas yang positif untuk mengisi kekosongan hari-hari setelah dia pergi.
  • Jangan overprotektif, percaya dan jalani komitmen agar hubungan langgeng. 
  • Sejak kecil memang manusia diajarkan untuk tidak melupakan, buktinya dari pelajaran sejarah-sejarah di sekolah. Dari sejarah dengan mantan, justru banyak pelajaran berharga yang dapat dijadikan pembelajaran di masa depan bukan untuk sama-sama saling menghancurkan. Jangan sampai sikap posesif dan agresif malah berakhir penyesalan seumur hidup.


  • Hai mantan! Jangan datang-datang lagi ya.. Aku sudah moved on!

  • Bogor, 9 Februari 2022
  • Salam,

Sri Patmi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun