Kalimantan atau sering disebut Borneo memiliki harta kekayaan yang luar biasa. Selain menjadi paru-paru dunia, ternyata Kalimantan memiliki banyak Sumber Daya Alam (SDA) seperti   Minyak Bumi dan Gas, Batu Bara, Andesit, Emas dan Perak. Salah satunya adalah proyek IDD atau Indonesia Deepwater Develpoment yang dikelola dibawah Chevron Indonesia Company.
Proyek ini adalah salah satu proyek andalan pemerintah. Saat ini, masih 1 lokasi yang telah beroperasi sementara 2 lokasi lainnya masih dalam tahap evaluasi. Lokasi tersebut Di lepas pantai Kalimantan Timur, Chevron menghasilkan minyak mentah dan gas alam, memasuki fase baru pengembangan energi melalui proyek gas ultra laut dalam pertama di Indonesia. Nantinya jika 2 lokasi telah lolos uji evaluasi dan beroperasi maka akan menghasilkan 84 juta kubik gas alam per hari dan 27.000 barrel minyak per hari.
Selain itu, ada proyek Pertamina Hulu Mahakam (PHM) sebagai perusahaan terbesar minyak ke-5 dan perusahaan terbesar gas ke-4 selama tahun 2021. Selain itu, Pertamina juga memiliki unit usaha lain yaitu Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) dan beberapa blok Muara Bakau yang dikelola dibawah perusahaan ENI Italia. Perusahaan ini merupakan perusahaan minyak terbesar ke-5 di Indonesia dengan realisasi 109,8% tahun 2021.
Kekayaan lainnya berupa batu bara dengan jumlah produksi sebesar 5,86 miliar ton selama tahun 2021. Beberapa perusahaan batu bara yang telah berdiri adalah PT. Penajam Prima Coal, PT. Penajam Makmur Abadi, PT. Energi Penajam Mandiri. Di Kutai, ada perusahaan batu baru yang bernama PT. Bumi Resources dan PT. Kaltim Prima Coal.
Kekayaan lainya adalah batu andesit sebagai bebatuan alam yang digunakan untuk memperkuat konstruksi pembangunan bangunan, rumah dan jalan. Perusahaan andesit di Kalimantan adalah CV. Anugerah Bumi.
Kekayaan lainnya adalah emas dan perak. Dimana jumlah cadangan emas sebanyak 40 juta ton bijih dan cadangan perak 16 juta ton bijih. Setidaknya, cadangan emas di Kalimantan telah menyumbangkan 5% dari total keseluruhan jumlah emas di Indonesia. Sementara SDA perak menyumbangkan angka 4% dari total keseluruhan SDA perak di Indonesia.
Lalu berapa jumlah kekayaan tersebut? Proyek SKK Migas menargetkan USD 6,98 miliar. Belum lagi dengan harga emas dan perak.
Kekayaan bumi yang melimpah berupa kelapa sawit, kakao, perikanan dan perkebunan.
Implikasi dari IKN Nusantara yang disampaikan oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yaitu eksploitasi SDA yang berlebihan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup. Ancaman terhadap berbagai sistem seperti tata air, perubahan iklim, flora dan fauna, pencemaran. Sulitnya tata air bersih karena konsensus pertambangan mempengaruhi sistem hidrologi. Pembangunan IKN Nusantara akan membutuhkan konsumsi lebih dalam pengadaan air bersih.
Oleh karena, pembangunan pusat pemerintahan harus mengkaji pula aspek lingkungan. Apalagi dana anggaran untuk membangun Pusat Pemerintahan disana telah dicanangkan sebesar 466 Triliun rupiah dari beberapa investor asing. Pada Agustus 2021, Jepang bersedia menginvestasikan dana untuk pembangunan IKN Nusantara tapi syaratnya pemerintah Indonesia harus memindahkan 50 juta penduduk ke IKN Nusantara. Pada Bulan November 2021, UEA atau Uni Emirat Arab melalui Bahlil Lahadalia menyampaikan jika UEA bersedia menginvestasikan dana sebesar USD 10 miliar.
Faisal Basri, seorang ekonom juga menyampaikan akan ada yang berinvestasi sebesar 1.430 triliun rupiah untuk IKN Nusantara, namun ditolak oleh pemerintah Indonesia.
Mari kita doakan bersama semoga pembangunan IKN Nusantara bukan lagi menjadi ajang politisasi untuk memperkaya diri dan proyek yang bocor sana sini. Oleh karena itu, pengawasan dan pengawalan ketat kita sebagai warga negara dibutuhkan untuk mendukung Mega proyek ini.
Bogor, 22 Januari 2022
Salam,
Sri Patmi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H