Karena, kesesuaian nilai spiritual organisasi dan nilai spiritual karyawan akan menghasilkan persamaan persepsi, sejalan dan seirama serta keterlibatan dalam operasionalisasi suatu organisasi.
Lalu apa hubungannya workplace spirituallity dengan bangkitnya sifat machiavelli?
Saya secara pribadi mengatakan bangkitnya sifat machiavelli dengan alasan setiap diri memiliki sisi gelap dan terang, baik dan buruk. Semuanya dapat dikontrol dan dibuat agar tidak mencuat merugikan orang lain.Â
Machiavellian adalah pandangan seorang filsuf Italia, Nicollo Machiavelli (1469-1527). Sifat machiavellian mengarah pada perilaku negatif dengan memanipulasi dengan cara tidak etis untuk mencapai tujuan.
Apa hubungannya workplace spirituallity dengan bangkitnya sifat machiavellian?
Sekali lagi perlu ditekankan, spiritual itu tidak hanya berkaitan dengan dogma agama. Berbicara spiritual, lantas saja organisasi langsung merekrut jemaah gereja atau jamaah masjid dan alim ulama.Â
Spiritual berkaitan dengan kondisi kebatinan dalam melihat kondisi yang universal. Perangai yang baik, lingkungan kerja akan baik. Satu kuncinya, spirit yang dibawa oleh organisasi harus sejalan dengan nilai universal yang disepakati.
Bisa jadi, karyawan yang memiliki perangai baik, berubah menjadi kurang baik karena mengikuti spirit atau budaya yang kurang baik dalam suatu organisasi.Â
Begitupun organisasi yang memiliki spirit yang baik, akan memilih karyawan yang memiliki perangai baik. Jangan ada tuntutan yang tidak seimbang antara organisasi dan karyawan.
Pernah mendengar karyawan kena mental gara-gara diperlakukan tidak baik oleh teman kantor, atasan dan organisasinya yang kurang memperhatikan unsur humanis? Ada yang bertindak memilih resign dan mencari pekerjaan yang lain, ada juga yang memilih untuk membalas dengan perlakuan buruk karena sifat Machiavellian telah bangkit dan menguasai diri? Sesederhana itu memahami hubungan workplace spirituallity dan Machiavellian.
Itulah pentingnya retreat atau pelatihan spiritual dan pemahaman psikologis bagi karyawan. Bentuklah kesadaran bukan paksaan yang berakhir pada tindakan machiavellian. Jangan sampai karyawan bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan, makna lain tidak didapatkan seperti kebutuhan psikologis dan fisiologis.Â
Bogor, 22 Januari 2022Â
Salam,Â