Selain di Indonesia, serial Layangan Putus menjadi trending di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Belanda, Singapura, Hong Kong, Australia, Jepang, Jerman, Prancis, Turki, Rusia, Austria, Belgium, dan New Zeland.
Serial drama yang mengusung konflik rumah tangga yang dibintangi oleh Putri Marino sebagai Kinan, Reza Rahadian sebagai Aris dan Anya Geraldine sebagai Lidya.Â
Serial Layangan Putus ini tayang setiap Jumat dan Sabtu pukul 18:00 di WeTV Indonesia. Prahara rumah tangga Kinan dan Aris terjadi ketika Lidya menjadi orang ketiga. Bukankah banyak drama Indonesia yang menayangkan kisah yang sama tapi kenapa tidak viral?
Film merupakan media komunikasi massa yang sering digunakan untuk menggambarkan kehidupan sosial didalam masyarakat. Film memberikan gambaran hidup dan pelajaran penting bagi kehidupan. Inilah alasan mengapa Layangan Putus viral :
1. Memenuhi Unsur Kedekatan Dengan Kehidupan Masyarakat
Cerita yang diangkat berupa konflik sosial yang terjadi pada sebagian besar hubungan percintaan seperti kasmaran, putus, selingkuh, cinta segitiga dan ekonomi. Topik sederhana tetapi lekat dihati pemirsa dan penontonnya. Gambaran pelik yang diwujudkan dalam bentuk drama sebagai pelajaran yang berharga. Biasanya, konflik yang dekat dengan kehidupan akan menimbulkan keterikatan hubungan emosional.
2. Human Interest
Menarik simpati publik. Dalam beberapa scene, menunjukkan perjuangan seorang istri untuk mempertahankan rumah tangga dan harga dirinya. Disisi lain, karakter victim blaming Aris turut memancing emosi.Â
Terutama 2 episode terakhir ketika skandal perselingkuhan Aris dan Lidya mulai diketahui oleh Kinan. Sosok cerdas Kinan untuk mengungkap skandal perselingkuhan dan tegarnya seorang istri dalam menghadapi masalah.
3. Memainkan Emosi, Ekspresi Diri Dalam Penyaluran Hukum Sosial
Selain media hiburan, film Layangan Putus menjadi media ekspresi penonton untuk menyalurkan hukum sosial yang terjadi jika pasangan selingkuh, sikap mawas, kepercayaan dan bagaimana membina hubungan yang baik. Melalui film, penonton bebas mengekspresikan segala bentuk kemarahan, kekecewaan dan kebahagiaan. Terutama jika peran antagonis berhasil dikalahkan atau menerima hukum karma. Ketika penonton terbawa perasaan (baper) atau merasa cerita itu "GUE BANGET" maka film itu berhasil masuk kedalam ranah psikologis publik.
4. Pembawaan Karakter Pemeran yang Sangat Kuat
Karakter kuat pemeran berhasil menyampaikan pesan secara tersirat melalui visual, perangai dan tindak tanduk. Aris seorang dengan karakter manipulatif, playing victim dan victim blaming. Kinan merupakan sosok karakter yang memiliki kepribadian kuat, ramah, banyak teman, cerdas dan penyayang.Â
Lidya dengan karakter jiwa muda yang mencari jati diri dan kenyamanan. Film Layangan Putus ini berhasil mencampuradukkan hiruk pikuk kedalam rasa dan warna yang berbeda. Bagaimana sikap Kinan, Aris dan Lidya menghadapi kejadian yang sama-sama saling mendewasakan diri.
5. Pemilihan Media Penayangan dan Media Promosi Yang Tepat
Platform pemilihan media sangat penting dalam mempromosikan sebuah film agar menjadi viral. Kecenderungan dizaman sekarang, kebanyakan orang lebih senang menonton Youtube dibandingkan televisi, bahkan tayangan TV saja tayang di Youtube. Selain di aplikasi WeTV, penayangan delayed episode ditayangkan melalui youtube. Cuitan yang sangat viral melalui hashtag menjadikan film ini semakin mendunia.
6. Menyajikan Plot Twist yang Menarik
Diawal cerita, film ini menggiring pada opini kecurigaan pada Miranda. Ternyata usut punya usut, kejutan muncul pada setiap bagian episode. Lidya yang dikira seorang psikolog anak, pemahaman yang tinggi terhadap aplikasi ilmu psikologi justru berada dibalik skandal tersebut.Â
Plot twist selanjutnya adalah keputusan Kinan untuk menghentikan tuntutan hukumnya terhadap Aris atas kasus perselingkuhan tersebut. Disini, sekeras apapun ego seorang istri yang dilukai, hati nuraninya memanggil dan tergerak untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara yang berbeda.Â
7. Memberikan Label "Diangkat Dari Kisah Nyata"
Siapa yang tidak akan tertarik jika melihat label ini? Meski kisah nyata sudah diolah sedemikian rupa agar memiliki nilai jual dan membangkitkan alur cerita yang lebih berkesan dihati penonton.
Semoga film bukan hanya menjadi media hiburan, ekspresi dan emosi diri. Film diharapkan menjadi tontonan serta tuntunan yang baik.
Bogor, 15 Januari 2022
Salam,
Sri Patmi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H