Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemimpin Masa Depan Dalam Mitologi Tanah Jawa

28 Desember 2021   21:27 Diperbarui: 28 Desember 2021   21:33 2002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

La adalah Lir Handaya Paseban Sejati (Mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi)

Ma adalah Madep mantep manembah mring Illahi (Mantap dalam menyembah Illahi).

ma = 16, Ra =4, Ha =1, Da=6, La=10, Ma=16

16+4+1+6+10+16 = 53, 5+3 = 8

Delapan/Dalapana = 2
Merah Delima/Maraha Dalama = 8

2 Simbol Zat dan Sifat
8 Malaikat Penjaga Arsy.

Delapan merah delima dalam lambang Majapahit menceritakan bahwa Gambar Shiwa adalah lambang pancer dalam diri manusia, sama seperti lambang dada Garuda Pancasila. Dalam konsep Sudan adalah ingsun yang menguasai 4 unsur tadi, merah delima disegala penjuru kemanapun kamu menghadap mantap dalam menyembah illahi.

Budak Angon dan Pemuda Berjanggut sejatinya adalah Aji Kalimasodo/Dua Kalimat Syahadat yang dapat menghancurkan gunung, yang dapat mensejahterakan ke penjuru alam, yang dapat memuliakan manusia tanpa membeda-bedakan agama, ras maupun golongan. Dua itu yaitu menjadikan dirinya dicintai semua orang bahkan seluruh makhluk, karena dua itulah yang menjadikan welas asih, yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit baik zhohir maupun batin.

Dua itu ketentuan, saling berpasangan, hukum penciptaan. Dua itulah yang diajarkan oleh Rangga Seto, Grojogan Sewu/Sabdo Palon.

Kalimat Syahadat adalah Kun Fayakun, awal dan akhir alam semesta, dibuka dengan syahadat ditutup oleh syahadat, kalimat yang menjadikan. Itulah sejatinya Aji Kalimasodo, Sakti Mandraguna tanpa ajimat, sabdanya sebada mukti (saucap Nyata Saciduh Metu) apa yang diinginkan terkabul, karena dari Aji Kalimasodo itu akan menjadi 2 kembali yaitu Rohman dan Rohim (welas asih). Manusia yang mendapatkan Rohman dan Rohim dari Tuhan yang akan memimpin dunia ini dan mewarisinya. Sejatinya bukan Budak Angon dan Pemuda Berjanggut yang merubah dunia, Tapi Tuhan Yang Maha Esa yang Menghendakinya.

Ini adalah lalakon jagat, Tuhan-lah Maha Sutradaranya. Perbedaan adalah ketentuan, kerena perbedaan itulah cerita menjadi menarik, perbedaan bukan untuk bermusuhan, perbedaan supaya manusia mengenal pencipta. Karena kebenaran adlaah Tuhan yang memilikinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun