Selain itu, pemerintah Korsel juga memberikan anggaran insentif untuk tenaga kerja muda sebesar 487,4 miliar won setara dengan 5,9 triliun rupiah. Tambahan lainnya berupa paket keberhasilan ketenagakerjaan senilai 79,7 miliar won setara dengan 965 miliar rupiah dan memberikan asuransi pekerjaan bagi pekerja.
Bagi pekerja terdampak dan mengalami pengurangan gaji mulai dari Maret - Mei 2000, mereka mendapatkan 500.000 won/ 6 juta rupiah setiap bulan dan diberikan selama 3 bulan.
Korsel memberlakukan Kartu Hari Esok Nasional guna memperkuat dan memberikan pelatihan kepada tenaga kerja. Â Bagi pengusaha, pemerintah Korsel memberikan pinjaman dengan suku bunga rendah, menerbitkan surat obligasi untuk peminjam dana.Â
Korsel memperkenalkan sistem drive-through dan walk-through pertama di dunia. Sistem tersebut dinamakan K-Quarantine yang mencakup TRUST (Transparency , Robust screening , Unique but universally applicable testing,
Strict control, Treatment ). Dengan kekuatan deteksi dini, maka perawatan dan penyelamatan nyawa bagi penyintas COVID-19 dapat dilakukan sesegera mungkin.
Secara garis besar, penanganan dibidang ekonomi dan kesehatan sama dengan yang dilakukan Indonesia. Hal yang membedakan adalah kesiapan dalam hal 3T. Meski Indonesia telah terbiasa menangani bencana alam, Indonesia masih belum memiliki pengalaman terhadap penanganan non-bencana seperti COVID-19.
Meski demikian, pemerintah Korsel maupun Indonesia tetap berusaha menjalankan segala upaya untuk pencegahan dan pemulihan COVID-19.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H