Dalam sudut pandang pelatihan dibidang pertanian, Kampung Lele JJ Cisoka selama masa riset 6 bulan pada tahun 2020, perintis ide tersebut memberikan uang pelatihan sebesar 1.500.000 per bulan, makan 3x dalam sehari. Selama uji coba dan riset, perintis mengajak untuk belajar bersama dan diberikan dana untuk riset. Jadi dapat dikatakan kerugian akibat riset yang gagal menjadi tanggung jawab penuh perintis ide Kampung Lele tersebut. Setelah berhasil terhadap penemuannya, perintis Kampung Lele memberikan panduan dan caranya kepada masyarakat untuk merasakan buah manisnya secara gratis. Sayangnya, wadah untuk mengembangkan digitalisasi pertanian ini belum dinaungi secara sistematis oleh pemerintah. Sebagian besar, para petani tidak bernasib seberuntung Pak Trison yang merasakan sukses dari ikan lele. Para petani masih harus berurusan dengan sistem dan sifat Machiavelli para tengkulak yang harganya sangat mencekik.Â
Transformasi digital ini yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemandirian ekonomi di era industry 4.0. Perlu adanya upaya dari Pemerintah untuk memaksimalkan potensi dan sebuah mimpi besar terhadap para petani terhadap perkembangan ekonomi mikro dan makro. Jika melalui media baru youtube saja petani lele dapat menciptakan langkah ekonomi berkelanjutan, maka digitalisasi dengan didukung peran otoritas, infrastruktur, dan wewenang pemerintah diharapkan dapat menyelamatkan perekonomian secara global dan mengubah wajah baru UMKM di Indonesia yang bertransformasi dalam bentuk digital. Pada hakikatnya, usaha pertanian secara penuh perlu mendapatkan dukungan digital berupa aplikasi yang memungkinkan pengembangan bisnis. Gagasan sederhananya adalah aspek permodalan yang didukung dengan nilai investasi hitungan seperti saham. Siapapun dapat berinvestasi dan mendapatkan hasil dari keuntungan bisnis pertanian dengan aplikasi tersebut. Aplikasi terintegrasi dalam satu modul mulai dari aspek investasi, produksi, dan distribusi pada market yang jelas. Inilah wajah baru UMKM yang bertransformasi digital guna mewujudkan kemandirian ekonomi di era industry 4.0.
Secara global, Indonesia dengan segala potensi SDA dan SDM siap untuk mengembangkan aspek perekonomian mikro pada usaha pertanian. Peluang lainnya adalah dengan adanya transformasi digital dengan kondisi Indonesia dalam Grafik Indeks Evolusi Digital Plotting the Digital Evolution Index tahun 2017 berada dalam kategori Break Out, yaitu negara dengan skor relatif rendah, tetapi akan berevolusi secara cepat dan memiliki potensi untuk menjadi negara dengan ekonomi digital yang kuat. Kesiapan ini harus dikawal langkah pelaksanaannya terhadap pengembangan usaha pertanian.
Potensi kolaborasi Indonesia dengan World Bank antara lain dengan program dan pelatihan literasi digital untuk menambah keahlian digital, khususnya untuk meningkatkan adopsi teknologi digital untuk UMKM, lalu saling berbagi informasi tentang best practices dalam menciptakan talenta digital dengan negara-negara anggota World Bank lainnya. Dalam bentuk asistensi teknis untuk membangun kerangka kebijakan yang bagus dalam rangka menguatkan ekosistem ekonomi digital di Indonesia, serta program capacity building untuk mendukung program talenta digital yang sudah ada di Indonesia.
Pesan Moral dari Dosen dan Kampung Lele CisokaÂ
"Berbagilah dengan segala ketulusan dan keikhlasan. Tidak akan rugi orang yang berbagi ilmu untuk orang lain. Ketika riset kami gagal, kami menanggung kegagalannya sendirian. Tetapi ketika riset kami berhasil, kami membagikannya secara gratis supaya orang lain ikutan berhasil"Â
Salam,Â
Sri PatmiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H