Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Kisah Sukses Dosen dan Kampung Lele Cisoka Tangerang (Wajah Baru UMKM Indonesia Go Digital)

7 November 2021   22:57 Diperbarui: 7 November 2021   23:00 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transformasi digital di era industry 4.0 telah mengubah wajah baru Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mewujudkan kemandirian ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Potensi kekayaan alam, sumber daya manusia dan peluang sebagai negara agraris menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam perekonomian global. Dalam pelaksanaannya, pelaku UMKM telah memiliki kesiapan mental untuk penerapan literasi digital. Namun, hal tersebut tidak akan berjalan sinergis tanpa adanya upaya simultan dan bertahap dalam pengawalan dan perbaikan teknologi digitalisasi pada usaha pertanian. Usaha pertanian subsektoral perikanan untuk jenis lele menjadi sektoral penunjang ketahanan pangan Indonesia. Dengan urgensi tersebut, maka pengaplikasian digitalisasi usaha pertanian harus dikawal mulai dari mata rantai produksi hingga distribusi skala Nasional dan Internasional.


Trison Sebagai Pencetus Ide Kampung Lele Cisoka 

Bapak Trison selaku Dosen Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT Indonesia) sebagai penggagas terciptanya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui UMKM perikanan. Bertempat Di Desa Cisoka, Kabupaten Tangerang, beliau mengembangkan aspek penting didalam kehidupan masyarakat berupa pemberdayaan masyarakat, pengembangan bisnis, pelatihan agricultural. Hal ini senada dengan catur dharma pendidikan Muhammadiyah berupa pendidikan, pengajaran, pengabdian untuk masyarakat dan al islam dan kemuhammadiyahan. Dimulai sejak awal tahun 2020, beliau dengan dibantu kakaknya dari Lampung mengembangkan ide dibidang pertanian dan perikanan. Fokus pengembangan bisnisnya adalah ikan lele sebagai komoditas penunjang kebutuhan pasar. 

Pertama kali UMKM ini dikenal dijagad maya melalui akun channel youtube Rudiantara. Pemanfaatan media baru Youtube yang digunakan oleh Kampung Lele JJ Cisoka menunjukkan pengaruh korelasi positif sebagai sarana media promosi dan penyiaran langsung kepada yang menjangkau seluruh kalangan di dunia maya. Dengan demikian, dengan adanya promosi secara massif di dunia maya, Kampung Lele JJ Cisoka mempengaruhi kemandirian warga desa sekitarnya dan mampu memenuhi kapasitas skala ekonomi mikro di Cisoka bahkan Indonesia secara keseluruhan. Kebangkitan perekonomian Desa Cisoka ini mampu memberikan stimulus positif terhadap pengembangan sektoral perekonomian daerah lainnya di Indonesia. Hal ini terbukti dengan pelatihan terhadap perwakilan lebih dari 330 orang pemuda daerah diseluruh Indonesia. Eksistensi media baru berupa jejaring sosial Whatsapp dan Youtube memiliki banyak manfaat terhadap kehidupan manusia. Kampung Lele JJ Cisoka mengoptimalkan kehadiran media youtube dan memberikan metode persuasi yang meyakinkan kepada native digital untuk produktif, menghasilkan uang dan mandiri ekonomi melalui dunia pertanian khususnya perikanan lele.

Hasil analisa ini diperkuat dengan matrix wawancara terhadap autoamnesa dan aloamnesa, dimana channel youtube menjadi kampanye perubahan mindset petani lele untuk mandiri secara ekonomi.  Lewat channel youtube itu, dosen tersebut membagikan pengalamannya dan mengajak masyarakat bahkan penonton untuk belajar bersama di Cisoka. Hal yang tidak mudah untuk langsung percaya terhadap orang asing yang baru dikenal didunia maya apalagi sampai berinvestasi tanpa ketidakpastian. Dengan reputasi yang telah dibentuk secara baik oleh Dosen dan Kampung Lele tersebut, pada akhirnya beberapa investor telah bergabung menjadi petani lele. Ada yang ikut merawat, investasi dalam bentuk uang, menjadi pekerja dan menjalani pelatihan mulai dari pembibitan hingga pasca panen bahkan Kampung Lele JJ Cisoka juga menerima hasil panen lele warga sekitar.


Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Bisnis dan Pelatihan Agriculture

Secara detail, aspek ini meliputi pemberdayaan public dilakukan dengan metode yang sederhana berupa kembali pada alam dan merawat sesama makhluk hidup dengan segala ketulusan. Dosen tersebut mendobrak reputasi jika petani itu miskin dan dipandang rendah. Dosen tersebut memberikan penyuluhan dan pengawalan mulai dari pembibitan hingga pasca panen, bahkan berusaha mengentaskan kemiskinan petani akibat permainan harga yang dilakukan tengkulak. Selain itu, Kampung Lele JJ Cisoka juga menciptakan pasar bebas dan harga yang kompetitif disekitar wilayah Tangerang.

Dalam persepektif pengembangan bisnis, Kampung Lele JJ Cisoka memberikan strategi win win solution. Aspek pembagian keuntungan bagi investor berdasarkan MOU dan tidak merugikan satu dengan yang lainnya. Untuk awal, Kampung Lele JJ Cisoka memberikan panduan untuk memelihara ikan lele, menyiapkan air dan ramuannya berupa probiotik yang tidak harus dicultur beberapa sehingga memudahkan petani pemula untuk merawat lele. Secara hitungan bisnis, Kampung Lele ini menawarkan formula Food Counting Ratio (FCR) pakan yang menjanjikan. Asumsi FCR pakan 8 Kwintal dengan hasil 1 ton daging lele. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun