Mohon tunggu...
Jimmy Zeheskiel
Jimmy Zeheskiel Mohon Tunggu... -

Biasa..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dialog Khayalan Bunuh Diri

3 Maret 2011   02:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:07 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diruang dan waktu tertentu, seorang muda bertanya kepada seorang tua (katanya) bijaksana tentang hal yang menggangu pikirannya. Dengan alasan mencari pencerahan, orang muda tersebut mulai bertanya. Anak Muda (AM), Pak Tua (PT)

AM : Pak, jika seseorang bunuh diri, apakah ia akan masuk sorga ?

PT  : Oh, tergantung kamu memandangnya anak muda... jawab Pak Tua agar terkesan bijak.

AM : Tapi pak, bukankah bunuh diri merupakan perbuatan yang dimurkai Tuhan ?

PT  : Betul nak, sebab tidak seujung kuku-pun apa yang ada di diri manusia kepunyaan manusia. Semuanya milik Tuhan. Semuanya memiliki kehendak yang meliputi segala sesuatu. Tidak ada satu perbuatan makhlukpun yang keluar dari kehendak-Nya. Segala sesuatu yang terjadi semuanya di bawah kehendak Tuhan, entah itu disukai atau tidak disukai.

AM  : Oooo.., artinya kita dilarang ya Pak..?

PT  :  Betul.

AM :  Masuk neraka ga Pak ?

PT  : Ada agama yang mengatakan bahwa bunuh diri mendapat “upah” neraka, namun ada juga yang menilai meskipun bunuh diri perbuatan berdosa, soal neraka dan surga merupakan otoritas yang Maha Kuasa. Intinya, perbuatan bunuh diri merupakan perbuatan yang melanggar norma.. asusila.. tidak baik !

AM : Oooo... Kalo bom bunuh diri atau bunuh diri atas dasar perjuangan artinya sama buruknya pak..? Misal, jaman kemerdekaan dulu kan ada pejuang yang mati bunuh diri meledakkan gudang senjata Belanda.. (inspirasi Film.. hehe).

PT  : (mulai mengernyitkan dahi, kuatir anak muda tersebut jangan-jangan mulai “gila”).. maksud kamu seperti bom bali begitu  ? Ya, Bapak memandang hal itu salah.. kan ada usaha lain. Kalo soal jaman Belanda... no comment, nanti Bapak dibilang menghina “pahlawan”..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun