Di tempat asalnya, patung nikumari memang dianggap sakral, dan keramat. Nikumari disembah, diyakini bisa dimintai apapun. Usianya kira-kira 200 tahun.
Begitu juga dengan peti mati dari Biak bernama aibe. Setahu Enrico, selama bekerja di museum ini, peti berusia 200 tahun itu hampa. Suatu ketika, ia bermimpi didatangi pemilik peti dan memintanya dikembalikan dalam peti itu. Keesokan harinya, ia menemukan dua buah tengkorak manusia. Belakangan diketahui dua tengkorak ini telah lama hilang dari peti tersebut.
“Yang dihuni roh jahat itu seperti patung pakis dari Skouw. Usianya sudah tua 200 ratus tahun. Ada dua, yang laki-laki di bawa orang Belanda, yang perempuan disumbang ke sini,” katanya.
Walaupun sering mengalami hal-hal aneh di tempatnya bekerja, namun Enrico tak merasa takut. Kerap ia betah bekerja sendirian hingga larut malam.
Tapi tak semua benda menyeramkan. Ada juga yang unik, semisal meriam portugis dari Raja Ampat. Fungsinya sebagai mas kawin, atau hiasan pada perempuan di wilayah pegunungan, terbuat dari ekor kuskus. “Ini dipakai untuk menari, sudah tidak dipakai lagi oleh wanita sekarang.”
Untuk benda-benda langka seperti ini, Enrico menaruhnya dalam kaca, agar tak hilang. Menurut Enrico, aturan permuseuman mengharuskan semua benda koleksi ada dalam lemari kaca. Tapi dari pengalamannya, kebanyakan pengunjung ingin melihat secara detail benda-benda tersebut. “Mereka akan puas kalau bisa mengamati lebih dekat. Lagian patung sebesar itu siapa yang mau curi,” tambahnya.
Satu koleksi lainnya yang menarik yakni sebuah peti, berisi anggota keluarga muslim dari raja Ampat. Konon ditemukan di sebuah gua. Keberadaan peti ini menjadi tidak lazim sebab seorang muslim yang meninggal biasanya dikubur dalam tanah.
So, jika Anda seorang pecinta benda kuno dan kebetulan berkunjung ke Jayapura, jangan lewatkan bersambang ke museum ini, tak dipungut biaya. Salama'