Berbicara tentang "kebutuhan" manusia, saya mencoba merujuk ke teori paman Abraham Maslow yang terkenal itu. Beliau memaparkan teori kebutuhan seperti yang terlihat pada gambar piramida, segitiga "illuminaty yang ditakuti para setan"... bahwa kebutuhan paling dasar manusia adalah soal fisiologis. Terpenuhinya rasa lapar, dahaga, istrahat, mck, bahkan kebutuhan seks.
Pada tingkat berikutnya adalah soal "keamanan" dimana seseorang merasa aman karena "memiliki" keuangan untuk memenuhi kebutuhan dasar, terpenuhinya persoalan rumah bersama keluarga, rasa aman dengan pekerjaan yang ditekuni, rasa aman tentang persoalan kesehatan.
Tingkatan selanjutnya adalah tentang kasih sayang, persahabatan dan pada bagian keempat adalah soal penghargaan. Setiap individu adalah berharga, percaya diri perlu dilatih, capaian prestasi, respek terhadap yang lain atau mendapatkan "penghargaan", respek dari orang lain.
Secara sederhana, seseorang bisa melangkah ke tingkat kedua rasa aman apabila kebutuhan dasar terpenuhi begitu pula tingkatan kasih sayang dan penghargaan.
Oleh paman Maslow, kelima tingkatan kebutuhan ini dibagi dalam dua kategori yaitu :
- Pada level physiological, safety, love/belonging, esteem dikenal dengan istilah "kebutuhan kekurangan". Kebutuhan ini muncul dan memotivasi seseorang ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi.
- Tingkat paling teratas adalah self-actualization dikenal dengan "kebutuhan pertumbuhan". Kebutuhan pertumbuhan tidak muncul karena kekurangan sesuatu melainkan dari keinginan untuk tumbuh sebagai pribadi. Setelah kebutuhan pertumbuhan ini terpenuhi secara wajar dan seimbang maka seseorang dapat mencapai tingkat tertinggi yang disebut "aktualisasi diri".
Setiap individu tidak semua bergerak melalui hirarki secara urut dari tingkat rendah ke tingkatan lebih tinggi namun bisa saja bergerak secara bolak-balik di antara berbagai kebutuhan.
Kembali ke soal Guru:
Guru adalah bagian integral dari mimpi mencerdaskan kehidupan bangsa, "menciptakan" manusia yang humanis.
Guru bukan pada posisi membuat siswa menjadi cerdas karena sejatinya kecerdasan ada pada setiap individu, guru pada posisi pemicu eksternal bagi bertumbuhnya kecerdasan siswa.
Untuk dapat menjadi posisi pemicu kecerdasan pihak lain maka persyaratan wajibnya adalah seorang guru haruslah "cerdas diri sendiri" dan mampu memicu pertumbuhan kecerdasan individu lain.
Apasih yang dicari, diincar Ibu Guru "A"...? bisa jadi beliau sedang dalam tahap menggapai posisi self-actualization. Entah secara sadar atau kondisi bawah sadar beliau berjuang tanpa kenal lelah untuk mewujudkan kebutuhan.