Satu hal yang menarik dalam acara nikahan kami yang juga sempat dimuat di koran lokal saat itu adalah ngototnya mertuaku menggunakan andong sebagai kendaran tuk mengangkut rombongan dari rumah menuju gereja untuk pemberkatan nikah. Jarak dari rumah ke gereja memang tidak terlalu jauh sehingga tidak ada alasan untuk menolak keinginan pak Kate walaupun sewa beberapa andoong saat itu sedikit lebih mahal dari pada menyewa mobil. Saat itu andong sedang diupayakan untuk digusur oleh pemerintah setempat, dan rupanya pak Kate yang bertabiat keras dan suka melawan arus memanfaatkan momen tersebut untuk menggalang simpati terhadap eksistensi andong di kota nan ramah ini.
Sore hari setelah acara selesai, aku mengundang teman-teman kos untuk datang sembari bantu-bantu beres-beres dekorasi serta perlengkapan sewaan yang berlanjut dengan makan malam sekaligus perpisahan dengan mereka semua, karena rencana kami setelah beberapa hari ke depan kami akan menuju tempat kelahiraku.
Berlanjut...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H