Yesssss... sorak anak-anak mengambil posisi menyimak. “Ayo lagu apa yang kalian suka?” sambil megang gitar yang saban hari tak tenteng [berlagak dan blagu sok bisa nggitaran] dan menawarkan rekorder dan ukulele bagi yag bisa memainkannya.
Letih lesu sirna dengan lagu kesukaan anak-anak. Terus terang saya tidak nyambung dengan lagu dan selera mereka, namun suka tidak suka saya tetap harus bisa mengikutinya.
“Baik... Tahukah kalian apa isinya kepala masing-masing?” sambil menyiapkan projector n lapy tuk menampilkan materi “Menggunakan Otak Kanan”.
**Saya telah melanggar kurikulum! Harusnya mengikuti arahan materi yang sudah disusun para pakar di sana dan saat ini sudah dalam wujud buku yang dibagi geratis kepada sekolah-sekolah. Pelajaran Seni lhaaa kok isinya wawasan thok! Ngebahas segala yang terkait seni di luar tubuh bagi si belajar.... Hmmmm... Sama sekali tidak mengupas bagian mana pada tubuh manusia yang hendak mengunyah seni dan bagaimana mengunyahnya... hikz.
“Oke... “ sambil menunjuk satu siswa dengan jempol, “Kamu mau makan?” Mau pak! “Sekarang kamu kenyang?” siswa nggeleng... “Tahu caranya biar bisa kenyang?”
“Kamu mau kaya?” Mau pak! “Tahu caranya agar bisa kaya?” matanya melotot... bengong...
“Coba cermati! Lapar, mau makan dan melakukan aktifitas makan. Bandingkan: Miskin, mau kaya, lakukan aktifitas yang membuat kaya.
“Dan salah satu modal besar untuk menggapai semua yang Anda inginkan adalah Jujur!”
“Mari kita jujur di sini, apa saja boleh diungkapkan! Termasuk yang kalian risih katakan.”
Siapa yang merokok di sini? Separuh angkat tangan...
Siapa yang sudah punya pacar? Wow... keren...