c. Atas dorongan dan bantuan seorang pengusaha penerbit buku yang bernama Sa'ad Nabhan sehingga beliau mampu menyelesaikan sekaligus menerbitkan tafsir ini.
Sekilas saat melihat dan membuka lembaran demi lembaran kitab tafsir ini, maka kesan awal yang tersirat adalah bahwa itu sebuah kitab terjemah al-Qur'an dan bukanlah kitab tafsir. Karena tidak ada kesan seperti kitab tafsir pada umumnya. Karya ini layaknya seperti terjemah al-Qur'an sebagaimana terjemahan terbitan Departemen Agama RI. (Kementerian Agama RI.) atau cetakan Madinah al-Munawwarah atau terbitan yang lainnya, yang dibubuhi dengan catatan kaki. Itupun tidak semua surah ada catatan kakinya, bahkan ada surah yang sama sekali tidak ada catatan kakinya, seperti surah Quraisy. Sementara itu, mengenai penamaan tafsir "al-Furqan" sendiri, penulis tidak mendapatkan komentar dan alasan penamaan dari kitab tafsir ini, akan tetapi boleh jadi penamaannya diambil dari salah satu nama lain dari al-Qur'an yaitu al-Furqan yang berarti pembeda dari yang haq dan yang batil, atau boleh jadi mengambil dari salah satu nama surah yang ada dalam al-Qur'an yaitu surah ke-25 yaitu al-Furqan, yang ayat pertamanya menyebut kata al-Furqan.
Metodologi Penulisan Tafsir
Bila dilihat dari sistematikanya, maka tafsir yang dikaji ini termasuk dalam kategori sistematika mushafi, yang memulai tafsirnya dari QS. al-Fatihah, al-Baqarah dan seterusnya hingga QS. al-Na>s sesuai dengan urutan surah dan ayat yang ada dalam mushaf al-Qur'an. Untuk lebih dekat mengenal tafsir ini, berikut dikemukakan sistematika penulisannya. Tafsir ini adalah tafsir yang sangat komprehensif, karena di dalamnya termuat berbagai macam penjelasan mulai dari sejarah al-Qur'an, ilmu pengetahuan dalam al-Qur'an serta huruf yang terkait dengan penjelasan mengenai ayat al-Qur'an itu sendiri, dengan sistematikanya sebagaimana berikut antara lain, Pada bagian awal cover dalam tafsir ini dicantumkan nama kitab, nama mufasir, nama-nama penyunting, serta penerbit, disertai dengan tahun cetakan. Pada bagian muqaddimah tafsir ini memuat kata pengantar "Sepatah Kata dari Kami" yang ditulis oleh Prof. Dr. Ir. Zuhal Abdul Qadir, M.Sc.,E.E.
Setelah itu "Pengantar Tim Penyunting", kemudian dilampirkan pula "Transliterasi". Pada bagian "Pendahuluan" tafsir ini, diberi pendahuluan yang ditulis oleh A. Hasan sendiri. Adapun isi pendahuluannya terdiri dari 33 pasal. Setiap pasal menerangkan mengenai pembahasan tentang al-Qur'an, misalnya Pasal 1 tentang "Cara Menerjemahkan" dan pasal 4 yaitu penjelasan mengenai "Sejarah Turunnya al-Qur'an". Setelah pendahuluan dilampirkan "Glosarium" yaitu keterangan beberapa kata-kata kunci dalam al-Qur'an atau kata-kata ilmiah yang disusun secara alphabet. Misalnya kata al-Haq artinya kebenaran yang nyata, Tuhan, wahyu. Kata mutasyabihat yang berarti samar-samar. Setelah itu dalam tafsir ini diberikan juga "Petunjuk Pencarian Kata dalam al-Qur'an" yaitu tema-tema pokok al-Qur'an dengan mencantumkan ayat-ayatnya, atau dengan kata lain ini merupakan indeks al-Qur'an berdasarkan tema.
 Bagian ini ditulis oleh Abdul Qadir Hassan, dengan tujuan agar dapat memudahkan pencarian tema atau permasalahan di dalam al-Qur'an dengan merujuk kepada kitab Tafsir Ayat al-Qur'an al-Hakim, hasil terjemahan Muhammad Fuad 'Abd al-Baqi, Kemudian menempatkan tema-tema pokok berdasarkan keterangannya dan ayat-ayatnya pada bagian berikutnya pada "Penelusuran Pokok-pokok Ajaran Qur'an". Bagian ini ditulis oleh Zuhal Abdul Qadir, untuk memudahkan bagi peminat al-Qur'an yang berlatar belakang pendidikan non agama. Dengan mengelompokkan enam tema utama yaitu; prinsip-prinsip keimanan dan ketuhanan (tauhid), muslim dan peribadatannya, ilmu pengetahuan, asas-asas moralitas, aspek kemasyarakatan dan perekonomian dan aspek hukum dan kenegaraan. Setelah lengkap keseluruhannya barulah.  Hassan mencantumkan "Daftar Isi" yang berisikan nama surat dan arti dari nama surat itu sendiri dengan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Indonesia.
Setelah itu ia mulai melakukan penafsiran yang diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas.3 9 Yang menarik dari tafsir ini, pada setiap awal surat dimulai basmalah, seperti umumnya kecuali surah Bara'ah, kemudian ditulis nama setiap surah dan dicantumkan arti dari nama surat tersebut, jumlah ayatnya, tempat turunnya surah, lalu mukaddimah dan terjemahan (tafsirannya) serta pada bagian akhir diberikan catatan kaki pada setiap surat. Meski tidak semua surah didapatkan catatan kaki (footnote), misalnya surah al-Ikhlas, al-Kafirun, Quraisy. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa ketika membuka lembaran demi lembaran kitab tafsir ini, kesan awal yang muncul adalah kitab ini bukanlah kitab tafsir sebagaimana lazimnya, bahkan dapat dikatakan sebagai kitab terjemah Al-Qur'an.
Penulis: Ayu CintanaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H