Mohon tunggu...
Pascasarjana IAT UIN SATU
Pascasarjana IAT UIN SATU Mohon Tunggu... Lainnya - Admin

Memuat berbagai tulisan, sarana memperkenalkan dan melestarikan karya ulama dan lainnya

Selanjutnya

Tutup

Book

Metodologi Tafsir Al-Furqan Tafsir Quran

24 Mei 2024   19:09 Diperbarui: 24 Mei 2024   19:44 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Kemudian tahun 2006, tafsir ini kembali diterbitkan oleh Pustaka Mantiq bekerjasama dengan Universitas al-Azhar Indonesia. Yang terakhir di tangan penulis adalah Cetakan ke-2 Maret 2010 yang diterbitkan oleh Universitas al-Azhar Indonesia (UAI), dalam satu jilid lengkap. Menurut Zuhal Abdul Qadir, bahwa mengingat tafsir ini ditulis pada dekade 1960-an, bahasa Indonesia yang digunakan pun sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada masa itu. Pada periode berikutnya bahasa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan, utamanya saat ditetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Edisi Kedua, 1987), penulisan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Pertama, 1988), Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Pertama, 1988) dan Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia 1987.

Dalam hal ini misalnya banyak kosa kata yang digunakan dalam tafsir ini yang maknanya berbeda dengan makna yang difahami secara popular pada saat sekarang. Contohnya, ketua kaum yang berarti 'pemuka' atau 'pemimpin kaum' atau sebarang syak13 yang berarti 'tidak ada keraguan sedikit pun', atau struktur kalimat yang dapat menimbulkan pemahaman yang keliru seperti dalam QS.Baqarah/9: 22 diartikan; 'hal keadaan mereka kekal padanya selama-lamanya, karena sesungguhnya Allah itu di sisi-Nya ada ganjaran yang besar'. Berdasarkan hal ini, maka pihak keluarga besar A. Hassan serta permintaan para peminat dan pemerhati tafsir ini berusaha mengadakan perbaikan dan penyempurnaan redaksional yang selaras dengan perkembangan bahasa Indonesia modern. Namun perbaikan ini hanya diarahkan kepada pemilihan kata yang tepat dan susunan kalimat yang sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan tidak mengarah kepada hal yang sifatnya substansial. Hal ini berarti bahwa perbaikan yang dilakukan namun tetap menjaga inti pemikiran A. Hassan yang dituangkan dalam karya tafsir ini.15 Sehingga pada akhirnya tafsir ini terbit dalam 'Edisi Bahasa Indonesia Mutakhir' yang diprakarsai oleh Prof. Dr. Ir. Zuhal Abdul Qadir, M.Sc.,E.E., selaku Rektor Universitas al-Azhar Indonesia (UAI) Jakarta yang juga ahli waris A. Hassan, dan tafsir ini telah memasuki cetakan kedua Maret 2010. Adapun pemutakhiran redaksional tafsir ini terwujud atas bantuan tim penyunting yaitu dari Tim Pusat Pengembangan Bahasa dan Budaya UAI sebagai berikut;

a. Dr. Thoyib I.M., MA sebagai Koordinator

b. Drs. Saifullah Kamalie, Lc., M.Hum. sebagai anggota

c. Dr. Afdol Tharik Wastono, M. Hum sebagai anggota

d. Nur Hizbullah, S.Ag., M. Hum sebagai anggota

e. Dr. Faisal Hendra, M. Ed sebagai anggota

f. Moch. Syarif Hidayatullah, Lc., M. Hum sebagai anggota

latar belakang penulisannya yang dapat dirangkum yaitu :

a. Penulisan tafsir al-Qur'an sangatlah penting, untuk memenuhi sebagian ilmu yang diperlukan umat Islam Indonesia.

b. Adanya desakan sejumlah anggota Persis yang ingin sekali mempunyai pegangan bacaan sebuah tafsir, sehingga dapat memudahkan mereka memahami al-Qur'an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun