#morning_tea ☕☕☕
[caption caption="Mabit atin"][/caption]Kematian ulama adalah kegembiraan bagi dirinya dan bidadari syurga yang sudah lama menanti-nantikannya di syurga, kesedihan besar bagi pencari ilmu, pecinta dan pembela kebenaran, keahagian bagi pembela kebathilan dan musuh-musuh Islam, dan musibah besar bagi orang jahil atau bodoh.
Yang jadi pertanyaan besar bagi kita, "Apakah kita termasuk orang berilmu atau tidak?"
Jika jawabannya adalah bahwa kita termasuk orang yang tidak berilmu (jahil), maka anda patut memahami pesan Rasul berikut ini:
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ؛ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً،
فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan serta merta mencabutnya dari hati manusia. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ‘ulama. Kalau Allah tidak lagi menyisakan seorang ‘ulama pun, maka manusia akan menjadikan pimpinan-pimpinan yang bodoh. Kemudian para pimpinan bodoh tersebut akan ditanya dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan. [Al-Bukhari (100, 7307);Muslim (2673)]
Yang jadi pelajaran bagi kita dari hadist ini adalah kita diharuskan berhati-hati ketika mengambil ilmu, ambil dan belajarlah dari sumber ulama yang memiliki stock of Islamic knowledge yang mumpuni, sehingga kita tidak termasuk dalam golongan yang jelaskan oleh Rasul tsb.
Sayangnya fenomena akhir-akhir ini, yang bodoh bicara hukum agama, berani menafsirkan ayat tanpa pernah melewati study yang ada, orang seperti ini diberikan panggung dan digandrungi oleh ummat, sehingga yang terjadi sudah sesat lalu menyesatkan orang lain.
Sisi lain ummat yang bodoh tertipu oleh pencitraan, seragam jubah dikenakan atau jenggot panjangnya.
Memang terkadang ulama sesungguhnya yang pecinta kebenaran terasa keras dan tegas dalam menyuarakan kebenaran.
Sisi lain terkadang ummat tertipu pembawa kebathilan yang humanisnya dan sedikit toleran katanya, padahal dia sebenarnya mengaburkan kebenaran dan menawar-nawarnya.
Jangan antipati dengan ulama yang keras dan tegas katanya, karena dari merekalah kita akan banyak mendapatkan arti kebenaran yang sesungguhnya, bukan yang ditawar-tawar.
Semoga kita lebih hati-hati lagi mengambil dan menggali ilmu jangan sampai terjebak pada yang dikhawatirkan Rasul tsb.
Kita doakan bersama semoga Al-Marhum Prof. Dr. KH. Ali Mustofa Yaqub, MA diangkat derajatnya di sana, dilipatgandakan segala kebaikannya, semoga segala usaha berat beliau membela kebenaran jadi pahala, dan kemunkaran selama ini yang ditentangnya jadi tersadarkan dengan wafatnya beliau.
Amiin selamat jalan wahai guru bangsa muslim negri ini.
اللهم اغفر له وارحمه
_______________
© Parwis L. Palembani || @kak_parwis || 581911BC || 0813-1075-3015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H