Mohon tunggu...
Parwis L. Palembani
Parwis L. Palembani Mohon Tunggu... Dosen - Public Speaker

Consultan & Speaker Islamic Law, Finance, & Syari'ah Economic, Kajian Tadabbur Al-Quran dan Pembina BKI CTC Jasa-Marga, Space Salam UI, HIMPAS UNJ, SKI FE Trisakti, BEM UMJ, Poltekkes, Rohis Universitas Veteran.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Wafatnya Guru Bangsa Muslim Negeri Ini Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA

29 April 2016   09:37 Diperbarui: 29 April 2016   09:46 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#morning_tea ☕☕☕

[caption caption="Mabit atin"][/caption]Kematian ulama adalah kegembiraan bagi dirinya dan bidadari syurga yang sudah lama menanti-nantikannya di syurga, kesedihan besar bagi pencari ilmu, pecinta dan pembela kebenaran, keahagian bagi pembela kebathilan dan musuh-musuh Islam, dan musibah besar bagi orang jahil atau bodoh.

Yang jadi pertanyaan besar bagi kita, "Apakah kita termasuk orang berilmu atau tidak?"

Jika jawabannya adalah bahwa kita termasuk orang yang tidak berilmu (jahil), maka anda patut memahami pesan Rasul berikut ini:

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ؛ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً،

فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan serta merta mencabutnya dari hati manusia. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ‘ulama. Kalau Allah tidak lagi menyisakan seorang ‘ulama pun, maka manusia akan menjadikan pimpinan-pimpinan yang bodoh. Kemudian para pimpinan bodoh tersebut akan ditanya dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan. [Al-Bukhari (100, 7307);Muslim (2673)]

Yang jadi pelajaran bagi kita dari hadist ini adalah kita diharuskan berhati-hati ketika mengambil ilmu, ambil dan belajarlah dari sumber ulama yang memiliki stock of Islamic knowledge yang mumpuni, sehingga kita tidak termasuk dalam golongan yang jelaskan oleh Rasul tsb.

Sayangnya fenomena akhir-akhir ini, yang bodoh bicara hukum agama, berani menafsirkan ayat tanpa pernah melewati study yang ada, orang seperti ini diberikan panggung dan digandrungi oleh ummat, sehingga yang terjadi sudah sesat lalu menyesatkan orang lain.

Sisi lain ummat yang bodoh tertipu oleh pencitraan, seragam jubah dikenakan atau jenggot panjangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun