Mafia-mafia koorporasi tergiur hendak memperkosa negeri ini. Mengapa bisa begitu? Indonesia mungkin sudah dianggap lemah dan tak berdaya melawan apabila disekap, diikat, diperkosa ramai-ramai, dibanjiri lumpur-lumpur pembangunan, dihisap habis kekayaan dan ekonominya lalu dibuang dan dilupakan apabila sudah tak berguna lagi.Â
Mengapa kita diam saja? Mungkin kita tak peduli. Mungkin juga kita salah satu yang mengamini ‘pemerkosaan’ yang tengah terjadi. Atau kitanya yang pura-pura tak tahu.  Atau mungkin juga kita salah satu pelakunya. Hmmm…mungkin juga kita salah satu yang mendapat keuntungan juga dari pemerkosaan tersebut.
Jelas kita harus bersimpati pada kasus Yuyun.  Tetapi tolong, bersimpati  jugalah pada ibu pertiwimu. kasus Yuyun tolong jangan dipahami secara kasat mata saja.  Tetapi pahami juga secara metaforis dan simbolis. Â
Nyalakan lilin sepanjang hari di depan istana Negara, di rumahmu, di kolong-kolong jembatan, di pasar ikan luar batang yang tergusur, di rusun rawa bebek, dan dimanapun kau berada sebagai tanda solidaritasmu untuk Indonesia dan untuk saudara-saudarimu yang hak-haknya terampas, tergusur, teraniaya dan diperkosa ramai-ramai. Â
Lalu lihatlah kejadian ini juga sebagai tanda yang muncul dari alam untuk kita semua. Â Bisakah kita membacanya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H