Mohon tunggu...
partokenthir
partokenthir Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Membaca" Kasus Yuyun yang Kurang dari Sorotan Media

3 Mei 2016   01:08 Diperbarui: 3 Mei 2016   07:32 2841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mafia-mafia koorporasi tergiur hendak memperkosa negeri ini. Mengapa bisa begitu? Indonesia mungkin sudah dianggap lemah dan tak berdaya melawan apabila disekap, diikat, diperkosa ramai-ramai, dibanjiri lumpur-lumpur pembangunan, dihisap habis kekayaan dan ekonominya lalu dibuang dan dilupakan apabila sudah tak berguna lagi. 

Mengapa kita diam saja? Mungkin kita tak peduli. Mungkin juga kita salah satu yang mengamini ‘pemerkosaan’ yang tengah terjadi. Atau kitanya yang pura-pura tak tahu.  Atau mungkin juga kita salah satu pelakunya. Hmmm…mungkin juga kita salah satu yang mendapat keuntungan juga dari pemerkosaan tersebut.

Jelas kita harus bersimpati pada kasus Yuyun.  Tetapi tolong, bersimpati  jugalah pada ibu pertiwimu. kasus Yuyun tolong jangan dipahami secara kasat mata saja.  Tetapi pahami juga secara metaforis dan simbolis.  

Nyalakan lilin sepanjang hari di depan istana Negara, di rumahmu, di kolong-kolong jembatan, di pasar ikan luar batang yang tergusur, di rusun rawa bebek, dan dimanapun kau berada sebagai tanda solidaritasmu untuk Indonesia dan untuk saudara-saudarimu yang hak-haknya terampas, tergusur, teraniaya dan diperkosa ramai-ramai.  

Lalu lihatlah kejadian ini juga sebagai tanda yang muncul dari alam untuk kita semua.  Bisakah kita membacanya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun