Mohon tunggu...
JQ Soenardi
JQ Soenardi Mohon Tunggu... Buruh - Rektor Universitas Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah berkerja di kesunyian Dalam hening dan senyap namun terasa

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Pakde ARY WIB, Maestro Sosok di Balik Teater Dekik

24 Februari 2024   23:04 Diperbarui: 25 Februari 2024   19:10 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokumen pribadi teater dekik (dalam suasana foto bersama ketika pementasan sudah selesai)

Input sumber gambar dokumen pribadi teater dekik (dalam suasana foto bersama ketika pementasan sudah selesai)
Input sumber gambar dokumen pribadi teater dekik (dalam suasana foto bersama ketika pementasan sudah selesai)

Hal yang menjadi komitmen dirinya tetap berada di jalur dunia teater. Ia mengungkapkan, "seharusnya kita kalau sudah memutuskan berteater, ya sudah totalitas, jangan pernah berhenti untuk berteater, jangan menunggu momen-momen tertentu untuk kita berteater gitu loh, kan hal itu sebagai pilihan kita dalam ikhtiar menghidupkan kesenian, lanjutnya 

"Saya meyakini bahwasannya hakikat sebagai seorang manusia adalah pembelajar sepanjang hayat. Saya tidak akan pernah berhenti untuk belajar karena saya sudah memilih teater, saya akan belajar terus dengan teater, itu prinsip saya. selama saya masih ada, selama saya masih hidup, kenapa saya tetap berteater? Kenapa harus berhenti berteater gitu loh? Ya mungkin absurd ini jawabannya mas, disaat kondisi yang kegersangan seperti ini, tapi saya masih memilih untuk bertahan karena satu sebenarnya yang membuat saya semangat, keyakinan saya kalau orang tidak punya keyakinan dan akhirnya goyah, makanya saya selalu menanamkan keyakinan saya itu dengan terus memupuk dengan cara belajar." 

"Ada filosofi yang membuatnya berpegang teguh sebagai prinsip berkesenian "manusia yang terus belajar, tidak akan pernah berhenti belajar, pada hakikatnya manusia itu terus berproses belajar. Intinya mereka mencari, berpikir, bahkan melangkah berjalan secara kreatifitas yang nantinya akan memperoleh sebuah pembelajaran. Misalnya saya makan, saya akan kenyang. Kenapa saya makan  kenyang? Tapi saya pingin makan lagi. Nah, ini ada apa? Berarti saya harus belajar apa nih? kesimpulannya adalah, berarti saya harus belajar terus." tegas Pakde ARY WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun