Fe2+(aq) + O2(g) + (2+n)H2O(l) Fe2O3.nH2O (s) + 4H+ (aq)
Ion H+ dalam reaksi tersebut terbentuk kembali dalam hasil akhir reaksi menunjukkan bahwa ion tersebut merupakan katalis dalam proses perkaratan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan reaksi berikut:
2Fe(s) + O2(g) + 4H+(aq) Â Â 2Fe2+ Â (aq) + 2H2O(l)
2Fe2+(aq) + Â O2(g) + (n+2)H2O(l) Fe2O3.nH2O (s) + 4H+ (aq) Â Â Â Â Â Â +
2Fe(s) + 3/2 O2(g) + nH2O(l) + 4H+(aq) Â Fe2O3.nH2O (s) + Â 4H+ (aq)
atau
2Fe(s) + 3/2 O2(g) + nH2O(l) Â Fe2O3.nH2O (s)
Fe2O3.nH2O merupakan senyawa oksida besi yang berwarna coklat kemerahan dan bersifat rapuh.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkaratan besiÂ
Jika kalian mencermati beberapa kasus perkaratan besi dan reaksi-reaksi pada proses perkaratan besi, maka faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkaratan dapat dibagi 2 yaitu faktor utama dan faktor pendukung. Faktor utama adalah faktor yang terlibat langsung pada reaksi dan sebagai penentu utama berlangsungnya reaksi tersebut. Faktor utama meliputi gas oksigen dan air. Sedangkan faktor pendukung adalah zat-zat lain atau kondisi lain yang secara langsung mempengarui proses perkaratan, faktor ini meliputi keterlibatan zat elektrolit (asam, basa, garam), permukaan besi yang tidak merata, serta pemanasan.