Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, tidak suka berisik, dan menulis puisi bagian caraku menafsir tabir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suka Sesama

4 Oktober 2024   06:45 Diperbarui: 4 Oktober 2024   06:50 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dibawah tiang bayang bayang

Aku terhenyak, melamun, diam

Malam itu begitu aneh

Tak ada pasangan kecuali ilusi

Lelaki bergandengan tangan

Tanpa perempuan

Bermesra di bawah pohon bengkuang

Aku geli sekali

Pohon itu bercahaya kini

Remang remang, sekarang benderang

Warung kaki lima berserakan

Lalu lalang diantara malam yang menjelma nuansa

Dulu pernah diceritakan kakek ku

Kalau akan ada masa, laki laki dan perempuan tak malu lagi

Kenapa sekarang, Laki laki dan laki laki

Tanpa malumalu berkeliaran

Akankah masa itu tlah hilang

Tak ada rupanya masa itu, sekejap mungkin

Ada yang hilang. Akal hilang

Pasti bukan

Selera telah berubah

Bagaimana besok?

Aku ingin rasanya bertanya

Kakekku salah bicarakah

Kakek tetanggaku yang seorang anak lelaki

Dijamah akiaki beruban

Nampak diatas sana masih sama

Awan beriak gelap gulita

Disekeliling. hanya ocehan receh

Menatap kanan dan kiri sudah tak lagi sedap

Keluar rumah malam ini 

Niatku memanja mata

Kuurungkan saja. Aku tak lagi berhasrat

Linimasa berseliweran

Para penjaja. Akankah baik baik saja

Aku ingin ke kampung menemui kakekku

Kembali waras itu lebih penting

Kota katanya. Maju katanya

Entahlah ini

Kalau engkau ada. Lebih baik bernostalgia kemasa lalu

Penuh kenormalan

Setidaknya bukan ku dengar cerita lelaki sesama

Wanita sesama

Samasesama

Bayang bayang makin nampak

Begitu gelap

Semakin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun