Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, tidak suka berisik, dan menulis puisi bagian caraku menafsir tabir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merah-Merahlah Pertiwi

17 September 2024   08:52 Diperbarui: 17 September 2024   08:56 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih berkecamuk dalam darah dan dagingmu!

Itu satu bukti bagiku

Pertiwimu masih menancap dalam aliran darah

Yang tak bisa dibeli dan digantikan oleh apapun

Kini kami berharap

Dalam kesyahduan tanpa kegundahan lagi

Kau lihat anak cucu kita

Darahnya masih merah

Tulangnya masih putih bercahaya

Itu sudah cukup adil

Untuk sebuah negeri yang masih belajar

Tentang arti pertiwi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun