dimana angin bertakhta
disemua kubangan
setiap pelipis cempaka
setiap denting kemarau yang layu
batu merah delima
hangat
jiwa berkhotbah
param
mataku beranjak menipis
hidung layu kembang di deru sipir
terompet berceloteh
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!