Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, tidak suka berisik, dan menulis puisi bagian caraku menafsir tabir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sampai Jumpa

31 Agustus 2024   22:16 Diperbarui: 1 September 2024   02:22 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebatang rokok dan kenangan bersamamu

Kawan terbaik dalam hidup

Tak terasa waktu memang tak bisa kembali lagi

Tak mampu ku lukis seja lagi

Tak ada ocehanmu untukku lagi

Kawan

Serutu ini untukmu 

Mengenang mu adalah hal terindah dalam hidupku

Kau menuntunku saat ku gusar

Saat tak ada lagi kawan cerita

Tak ada lagi kawan berbagi

Kau suguhkan sebatang rokok dan segelas kopi padaku

Siang itu

Kawan

Saat ini adalah hal terindah dan bagimu menjadi akan semakin indah

Luka derita yang kau rasa tak ada lagi

Aku bahkan paling mengeluh padamu

Kau tak pernah sekalipun mengeluh padahal kau menanggung berat lebih dariku

Kawan

Kopi hitam untukmu sebatang rokok untukmu

Menemani kepergianmu tentu bagiku

Bagimu adalah kepulangan mu

Kawan 

Malam ini begitu dingin tapi lebih dingin kehilanganmu

Air mataku tak kuasa ku bendung

Kawan selamat jalan

Kami semua menyayangimu

Kemi kehilanganmu

Semoga Allah menerima semua amal ibadahmu

Doa terbaik dari sahabatmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun