Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seabad Dewa Sastra Kita : Pramoedya Ananta Toer

3 Februari 2025   18:52 Diperbarui: 3 Februari 2025   19:38 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pramoedya Ananta Toer dlm sebh karyanya yang fenomenal. (Sumber : deepublishstore.com).

Novel "Bumi Manusia" telah memiliki pengaruh yang signifikan dalam dunia sastra Indonesia dan internasional. Novel ini telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa dan telah menjadi salah satu karya sastra Indonesia yang paling terkenal di dunia.

Kalau penulis bandingkan dengan STA misalnya dalam karyanya Kalah dan Menang. Sama-sama bagusnya, tapi karya Pram unik dan Inovatif. Kisah sejarah kelam masa lalu itu sangat hidup di tangan Pram. Idiom-idiomnya sungguh reflektif dan menggelitik. Dalam Bumi Manusia kita dapat membayangkan Patriarki Jawa yang ortodoks. Tak heran patriarki ortodoks itu banyak dikecam Kartini karena mengesampingkan kaum perempuan begitu saja. Kita juga bisa membayangkan dari narasi Pram melalui buku  Bumi Manusia bahwa penjajahan itu tak lagi memandang kita sebagai manusia, melainkan sebagai sapi perahan yang diperah tak berkeputusan sampai akhir hayatnya.

Yang perlu menjadi catatan kita disini bahwa penerbitan tetralogy Buru memiliki sejarah yang kompleks. Pada awalnya, novel-novel tersebut diterbitkan secara terpisah oleh beberapa penerbit, seperti Penerbit Nusantara dan Penerbit Gramedia.

Penerbit Hasta Mitra kemudian menerbitkan tetralogi Buru dalam bentuk edisi lengkap pada tahun 1980-an. Edisi ini menjadi sangat populer dan dianggap sebagai edisi standar dari tetralogi Buru.

Saat ini, tetralogi Buru telah diterbitkan ulang oleh beberapa penerbit, termasuk Penerbit Lentera Dipantara dan Penerbit Gramedia.

Tetralogi Buru disebut demikian karena terdiri dari empat novel yang saling terkait dan membentuk sebuah kesatuan cerita yang utuh. Kata "tetralogi" berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata: "tetra" yang berarti empat, dan "logos" yang berarti cerita atau kata.

Dalam konteks sastra, tetralogi merujuk pada sebuah seri cerita yang terdiri dari empat bagian yang saling terkait dan membentuk sebuah kesatuan yang utuh. Dalam tetralogi Buru, keempat novel tersebut adalah : 1. Bumi Manusia (1980); 2. Anak Semua Bangsa (1981); 3. Jejak Langkah (1985); 4. Rumah Kaca (1988).

Keempat novel tersebut menceritakan tentang perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme Belanda pada awal abad ke-20, dan membentuk sebuah kesatuan cerita yang utuh dan koheren. Oleh karena itu, disebut sebagai Tetralogi Buru.

Itulah sekilas tentang Pram di mataku. Sekali lagi beliau adalah Dewa Sastra kita.

Pram lahir di Blora, Jawa Tengah, pada 6 Pebruari 1925 dan meninggal di Jakarta pada 30 April 2006. Ia tumbuh dan berkembang di lingkungan yang kaya akan tradisi sastra dan budaya. Ia mulai menulis pada usia muda dan menerbitkan karya pertamanya pada tahun 1949.

Pramoedya dikenal karena karyanya yang kritis dan realistis, yang sering membahas tentang isu-isu sosial, politik, dan budaya di Indonesia. Ia juga dikenal karena gaya penulisannya yang unik dan inovatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun